DETAIL DOCUMENT
OBJEKTIVITAS PEMBERITAAN BERITA GERAKAN FAJAR NUSANTARA (GAFATAR) OLEH DETIKCOM PERIODE 04 - 13 JANUARI 2016
Total View This Week1
Institusion
Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Aws
Author
MUHAYATULLAH, WAHIB
Subject
HE Transportation and Communications 
Datestamp
2019-04-30 08:30:36 
Abstract :
Gafatar disebut Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo sebagai organisasi pecahan Negara Islam Indonesia (NII) dan bentukan Musadeq. Gafatar mengalami keruntuhan disusul para pengikutnya yang mendirikan ‘kehidupan’ sendiri di daerah Kalimantan. Media online kini menjadi satu lifestyle masyarakat modern. Kecepatannya dalam penyuguhan berita menjadi salah satu alasan masyarakat mencari informasi dari media online. Menjamurnya media online memang suatu perkembangan yang baik.Namun memilih media online yang baik juga harus bijak. Salah satu yang menjadi pilihan masyarakat Indonesia adalah detikcom. Media online pertama yang hadir di Indonesia adalah detikcom. Menurut survey www.alexa.com , detikcom menduduki urutan nomer satu di Indonesia sebagai media online yang paling banyak diakses masyarakat Indonesia. Penelitian ini akan menguraikan mengenai objektivitas mengenai pemberitaan detikcom terhadap fenomena Gafatar yang sedang terjadi di Indonesia. Rentetan pemberitaan terhadap kasus Gafatar di Indonesia dimulai dari kasus menghilangnya seorang dokter asal Lampung, bernama Rica yang dibawa oleh sepupunya untuk bergabung dengan organisasi ini. Kemunculan berita ini pertama kali di detikcom adalah pada tanggal 4 Januari 2016 pukul 16.35 WIB. Kemudian berita bergulir dengan cepat. Pemberitaan tentang dokter Rica memicu reaksi masyarakat yang marah akan keberadaan Gafatar. Reaksi keras juga diberikan pemerintah dalam penanganan ormas ini. Hingga akhirnya menggulirkan pemberitaan tiada henti dari berbagai media. Dari penelitian ini didapatkan beberapa kesimpulan yakni : Dari penelitian ini didapatkan beberapa kesimpulan yakni dalam keterangan waktu Detikcom termasuk media yang sangat menjaga keakurasian begitupun juga kelengkapan data pendukung yang berupa foto berita terlengkapi meski kebanyakan hanya menggunakan foto ilustrasi sedangkan pada Faktualitas judul berita cukup baik namun untuk faktualitas isi berita empat dari sepuluh berita terindikasi mengandung opini wartawan setelah itu narasumber yang didapat oleh Detikcom terbilang sangat baik dan yang terakhir Validitas keabsahan data menunjukkan hasil bahwa Detikcom objective. Dikarenakan narasumbernya merupakan pelaku tidak langsung yang terkait dengan kasus. 
Institution Info

Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Aws