DETAIL DOCUMENT
PESAN HUMANISME FOTO “MIMIN” (Analisis Semiotik Foto “Mimin” Karya Ali Lutfi Pemenang Kedua World Press Photo Kategori Nature Tahun 2013)
Total View This Week3
Institusion
Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Aws
Author
FACHRURROZI K, MOCH
Subject
HE Transportation and Communications 
Datestamp
2019-04-04 06:13:57 
Abstract :
Fotografi kini semakin populer seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi. Dalam dunia jurnalistik, foto merupakan kebutuhan yang sangat penting. Karena selain sebagai pelengkap berita, foto juga sebagai salah satu daya tarik bagi para peminatnya. Kejadian fenomenal pun dapat direkam melalui foto atau fotografi jurnalistik. Salah satu pewarta foto Indonesia yang memenangkan penghargaan dari World Press Photo yaitu Ali Lutfi, memperoleh penghargaan peringkat kedua dari kontes World Press Photo kategori Nature tahun 2013, dengan karya yang berjudul “Mimin”. Ia memperlihatkan seekor kera pelakon “Topeng Monyet” yang mengenakan penutup kepala boneka bayi, berpakaian layaknya perempuan dengan leher terantai sedang dibawa oleh tuan atau majikanya. Foto tersebut memperlihatkan gambaran fenomena dunia hiburan tradisional, dimana kera tersebut harus melewati latihan yang keras untuk meniru tingkah laku manusia, seperti bersepeda, berjalan membawa payung atau tas, jungkir balik dan tingkah laku lainnya seperti pertunjukan “Topeng monyet” pada umumnnya. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti memunculkan pertanyaan Apa pesan humanisme dari foto “Mimin” Karya Ali Lutfi Pemenang Kedua World Press Photo Kategori Nature Tahun 2013? Dengan mengungkap makna denotasi, konotasi, dan mitos menurut Roland Barthes yang terkandung dalam foto karya Ali Lutfi. Dari data yang dikaji melalui semiotika Roland Barthes, diperoleh beberapa hasil, yaitu: makna denotasi yang memberikan gambaran mengenai kondisi kera pelakon “Topeng Monyet”. Untuk analisis pada makna konotasi, menggambarkan bagaimana penderitaan yang dialami kera “Topeng Monyet” serta pesan untuk tuan atau pemilik agar membebaskannya. Pada analisis mitos, dapat diketahui bahwa dalam foto ini sifat humanisme bukan ditunjukkan oleh manusia selaku menjadi pelaku humanisme, dimana humanisme mengedepankan sisi kemanusiaan dan berbuat kebaikan pada sesama, melainkan ditunjukkan oleh kera. Atas hasil penelitian ini juga dibuktikan bahwa foto jurnalistik mampu mengungkapkan sebuah fenomena yang terjadi pada masyarakat. Foto yang ditampilkan bukan hanya sebatas gambar tanpa makna, melainkan terdapat pesan didalamnya. 
Institution Info

Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Aws