Abstract :
Ludruk merupakan salah satu kesenian dari Jawa Timur. Kesenian ini sempat menjadi primadona sebelum tahun 1990-an. Ini Karena belum banyaknya pilihan kesenian yang lain. Namun mulai memasuki tahun 1990-an, ludruk perlahan-lahan mulai kehilangan pamor. Perkembangan teknologi ,masuknya budaya asing, kurang perhatian dari masyarakat dan banyaknya pilihan kesenian baru merupakan beberapa faktor yang menunjukkan hambatan ludruk untuk bisa lebih maju. Hingga saat ini, di Surabaya hanya tersisa tiga grup ludruk, salah satunya grup ludruk RRI. Agar bias terus mempertahankan keberadaanludruk, grup ludruk RRI memiliki sejumlah strategi komunikasi yang bagus.
Dari latar belakang di atas, diambil rumusan masalah “bagaimana strategi komunikasi ludruk RRI dalam mempertahankan keberadaan kesenian tradisional ludruk?â€. Metode yang digunakan adalah kualitatif. Jenis penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini antara lain: (1) penggunaan radio sebagai salah satu media untuk menyiarkan pementasan ludruk menjadi upaya mengenalkan sekaligus mempertahankan kesenian tradisional ludruk khususnya, bagi semua lapisan masyarakat; (2) ludruk RRI memberikan kesempatan bagi kaum muda yang ingin mempertahankan kesenian tradisional untuk bergabung bermain ludruk; (3) dengan menggunakan bahasa anak muda dalam lakonnya bias memancing kaum muda untuk menyukai ludruk; (4) bergabungnya kaum muda untuk ikut siaran ludruk, secara tidak langsung kaum muda memanfaatkan jejaring sosial mereka untuk menunjukan bahwa kesenian ludruk masih bisa bertahan hingga saat ini; dan(5) peran Pemerintah ikut melestarikan kesenian tradisional cukup terlihat karena Pemerintah Daerah juga sering menggunakan jasa ludruk RRI sebagai penghibur di acara-acara mereka seperti hari jadi daerah tersebut, misalnya.