Abstract :
Pembangunansebuah kota tidak terlepas dari fenomena penggusuran. Penggusuran atau penertiban bangunan-bangunan yang di dirikan secarasembarangan dan melanggar peraturan pemerintah, merupakan salah satu upaya yangdilakukan pemerintah untuk menata kota. Selain itu penggusuran juga terjadi karenaadanya alih fungsi lahan dari permukinan menjadi fungsi-fungsi yang lainseperti perkantoran, pusat perdagangan, industri, dan lain-lain. Penelitian inibertujuan untuk menganalisis dampak sosial dan ekonomi serta menganalisiskondisi objektif korban penggusuran yang direlokasi pemerintah kota Surabaya kerumah susun Keputih. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teoriyang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Struktural Konflik dari RalfDahrendorf yang membahas tentang perbedaan distribusi otoritas yangmengakibatkan lahirnya kelompok-kelompok kepentingan. Kelompok-kelompokkepentingan itu terlihat dari kepentingan dari kelompok superordinasi dansubordinasi. Data primer dikumpulkan melalui observasi dan wawancara mendalamterhadap korban penggusuran yang direlokasi ke rumah susun Keputih. Data yangtelah terkumpul dianalisis secara deskriptif. Penelitian ini menemukan bahwa prosesrelokasi yang dilakukan oleh pemerintah kota membawa masalah baru bagi korbanpenggusuran. Korban penggusuran mengalami dampak sosial dan ekonomi. Merekamengalami dampak sosial terkait dengan interaksi sosial, pendidikan, adanya perbedaannorma antarpenghuni, dan adanya perubahan sosial. Sementara itu, dampak ekonomiyang dirasakan mereka sepertibiaya hidup yang naik, usaha yang tidak bisa dilanjutkan kembali, dan kehilanganpekerjaan. Korban penggusuran pasrah saat dilakukan relokasi, karena mereka menyadarisedang berhadaan dengan pemegang otoritas yang memiliki wewenang, dan merekatakut terhadap sanksi apabila menentang pemerintah. Selain itu, mereka menyadari menempatitanah milik pemerintah adalah perbuatan salah. Kata Kunci : Pembangunan Kota, Penataan Tata Ruang, Relokasi, Penggusuran