DETAIL DOCUMENT
Pemaknaan Ritual Mantunu dalam Pemakaman Rambu Solo': studi Kasus tentang Pemaknaan Ritual Mantunu dalam Upacara Pemakaman Rambu Solo’ Tingkat Rapasan Sapu Randanan di Tongkonan Buntu Kalambe’, Tana Toraja, Sulawesi Selatan
Total View This Week0
Institusion
INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI TORAJA
Author
Ranteallo, Ikma Citra
Subject
BL Religion 
Datestamp
2024-04-05 12:56:08 
Abstract :
Tongkonan Buntu Kaiambe* terletak di Kelurahan Buntu Barana?, Kecamatan Tikala Suloara', Tana Toraja. Menurut data pada Bulan Oktober 2006 dari kelurahan ini, pcnduduknya berjumlalt 2.047 jiwa, yang lerdiri alas 34 Kepala Kcluarga. Sebagian orang inungkin telali mengenal Tana Toraja inelalui salah satu wujud kebudayaannya yang unik, yaitu upacara pemakaman rambu solo'. Upacara adat ini meliputi serangkaian ritual, salah salunya adalali rilual maniunu (meliputi pcnyembelihan kerbau dan pembagian dnging) yang menjadi Ibkus kajian dalam tulisan yang berjudul: Pemaknaan Ritual Mantunu dalam Upacara Pemakaman Rambu Solo? (Studi Kasus tentang Pemaknaan Ritual Mantunu dalam Upacara Pemakaman Rambu Solo' Tingkat Rapasan Sapu Randanan di Tongkonan Buntu Kaiambe?, Tana Toraja, Sulawesi Selatan). Meskipun basil pendalaan di Kelurahan Buntu Barana? inenunjukkan balnva tidak sanipun warga yang mengamit Aluk Todolo (againa leluhur orang Toraja yang inengatur pelaksanaan upacara adat rambu solo'), namun ritual mantunu tetap dilaksanakan dengan penekanan yang Icbili pada makna sosial budaya-nya. Mengapa hal ini terjadi? Apakali ada gejala yang mengacu pada pergulatan kepentingan- kepentingan tertentu dalam pemaknaan ritual ini, khususnya di sekitar Tongkonan Buntu Kaiambe?? Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji bagaimana pemaknaan ritual mantunu, baik dalam kerangka reiigi maupun sosial budaya. Peneliti membandingkan pemaknaan masa lalu melalui tinjauan pustaka dan masa kini (masa penelitian yang dilakukan dari September-November 2006). Dalam hal ini, peneliti menggunakan metodc penelitian kualitatif dengan studi kasus pada struktur mikro masyarakat, yaitu ritual mantunu dalam upacara pemakaman rambu solo ? tingkat rapasan sapu randanan di Tongkonan Buntu Kaiambe?. Teknik pengambilan data terdiri atas dua bagian, yaitu pengamatan partisipatif dan pemilihan infonnan dengan purposive sample (sampel bertujuan). Peneliti memilih infonnan yang berperan langsung dalam upacara adat ini. Pemaknaan ulang (reinterpretasi) reiigi sosial dan budaya terhadap ritual mantunu dapat dikaji melalui analisa sosiologis. Reinterpretasi reiigi ritual ini dapat ditelaah melalui beberapa konsep perubahaii sosial. Makna reiigi terdahulu menganggap bahwa kerbau yang disembelih dalam ritual mantunu menjadi bekal bagi arwali orang yang meninggal di ?dunia lain? agar tetap hidup sebagaimana kehidupannya di dunia nyata. Pada masa kini, kerbau bukan Ingi menjadi bagian yang penting dalam kehidupan setelah kematian, melainkan iman kepada Tuhan Yesus sesuai dengan ajaran Kristen Protestan. Peneliti menggunakan konsep Max Weber tentang power (kekuasaan), authority (otoritas), serta traditional action (tmdakan tradisional) dalam reinterpretasi sosial budaya. Dahulu, ritual mantunu dengan simbol-simbol teitentu dapat menandai status tana? bulaan dari orang yang meninggal, bahkan keluarganya. Pada masa kini, daging kerbau yang dibagikan dalam ritual ini telali menjadi sarana untuk menguatkan kembali status tana? bulaan, kekuasaan, serta otoritas yang dimiliki seseorang pada masa lalu. ICata kunci: ritual mantunu, upacara pemakaman rambu solo?, pemaknaan reiigi dan sosial budaya, serta reinterpretasi. 

Institution Info

INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI TORAJA