DETAIL DOCUMENT
Mantaa Duku': Tinjauan Sosiologis-Teologis tentang Makna Pembagian Daging Hewan Kurban dalam Tradisi Masyarakat Lembang Rantela’bi’ Kambisa
Total View This Week0
Institusion
INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI TORAJA
Author
Laga', Nobertus
Subject
BR Christianity 
Datestamp
2024-04-08 19:54:11 
Abstract :
Nobertus Laga? (2019). Menuliskan skripsi dengan judul ?MANTAA DUKU' subjudul ?Tinjauan Sosiologis-Teologis Tentang Makna Pembagian Daging Hewan Kurban Dalam Tradisi Masyarakat Lembang Rantela?bi' Kambisa?. Manusia tidak dapat hidup tanpa kebudayaan, karena kebudayaan adalah usaha manusia untuk memuliakan Allah. Manusia Kristen tidak memulai kebudayaan dari nol, melainkan hidup membarui dan menguduskannya. Mantaa duku ? adalah budaya manusia Toraja yang sudah ada sejak dulu dan masih dipraktikkan sampai sekarang. Mantaa duku? adalah proses pembagian daging kepada masyarakat dalam lingkungan pelaksanaan ritual. Pada zaman dahulu, di kalangan masyarakat Toraja ada kebiasaan membagi daging pada hajatan-hajatan tertentu. Nilai luhur yang mendasari ritual mantaa duku' ialah kerelaan berbagi milik, berbagi kehidupan, semangat kebersamaan, solidaritas komuniter, dan persatuan kekeluargaan. Bagi Aluk To Dolo, selain memiliki fungsi sosial, mantaa duku? juga memiliki fungsi religius, yakni jamuan makan bersama dewa. Karena itu mantaa duku? sama sekali tidak menimbulkan banyak masalah karena dilakukan dengan cara yang merata. Tetapi realitas kehidupan membuktikan secara khusus bagi masyarakat Lembang Rantela?bi? Kambisa bahwa pemahaman atau makna asli yang terkandung dalam ritual mantaa duku' telali bergeser bahkan menimbulkan banyak masalah dalam masyarakat. Di Lembang Rantela?bi? Kambisa proses mantaa duku ? dipahami sebagai simbol stratifikasi sosial, dimana daging yang dibagi-bagikan menandakan adanya perbedaan antara penerima daging yang melembaga dalam sistem tana'. Juga dipahami sebagai simbol penghargaan, dimana pembagian daging dimaksudkan juga sebagai penghargaan kepada orang-orang yang berjasa dalam banyak hal terutama dalam kepemimpinan tondok. Serta dipahami sebagai simbol terima kasih, dimana pembagian daging dimaksudkan sebagai tanda terima kasih kepada orang banyak yang telah membantu. Penelitian ini adalah penelitian kebudayaan dengan metode kualitatif. Dengan teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara yang kemudian data yang diperoleh dianalisis. Dari hasil penelitian penulis melalui observasi dan wawancara kepada beberapa pihak dan setelah dianalisis ditemukan bahwa pemahaman atau makna mantaa duku ? pada masa lalu dengan makna mantaa duku' yang sekarang telali berbeda, yang kemudian menimbulkan masalah ditengah-tengah masyarakat. Kata kunci: Aluk To Dolo, rambu solo ?, mantaa duku 

Institution Info

INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI TORAJA