Abstract :
Ibadah merupakan pusat kehidupan seluruh orang Kristen sebagai suatu bentuk ungkapan syukur kepada Allah. Manusia yang telah diciptakan menurut gambar dan rupa Allah memiliki daya kreatif yang telah dianugerahkan oleh Allah sendiri. Namun, yang menjadi sebuah permasalahan ketika manusia tidak lagi menyadari kehadirannya dalam dunia sebagai gambar dan rupa Allah yang memiliki daya kreatif. Pelaksanaan ibadah kemudian terkesan hanya sebatas kebiasaan yang pelaksanaannya selalu sama dari waktu ke waktu serta tidak memiliki perkembangan. Masalahnya ialah karena kurangnya kesadaran manusia untuk mengembangkan pola pikir yang telah dianugerahkan oleh Allah. Oleh karena itu, tujuan dari penulisan ini adalah mendeskripsikan pemahaman Jemaat Buntu Sopai mengenai ibadah yang kreatif dan relevansinya bagi kualitas beribadah mereka. Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini, maka metode yang digunakan ialah metode penelitian kualitatif pada penelitian lapangan. Adapun hasil temuan dalam penelitian adalah bahwa warga jemaat telah memiliki pemahaman yang cukup mengenai ibadah kreatif akan tetapi dalam relevansi proses pelaksanaan ibadah mereka hal kreatif belum terlihat. Sehingga pemahaman yang dapat ditarik ialah bahwa kurangnya kemauan dalam mengubah pola pikir membuat mereka kurang kreatif dalam melaksanakan ibadah. Dampaknya anggota jemaat kurang termotivasi dalam mengikuti ibadah serta adanya rasa bosan dalam ibadah yang terlihat dari keseriusan mengikuti ibadah serta jumlah peserta ibadah yang hadir. Lebih lanjut bahwa hubungan antara sesama tidak terjalin dengan baik, sehingga ada di antara majelis gereja yang tidak memiliki hubungan yang baik dengan sesama majelis gereja bahkan dengan anggota jemaat.
Kata Kunci : Ibadah, ibadah yang kreatif, kualitas ibadah.