Abstract :
Rindu merupakan kembaran manusia yang dilahirkan dalam wujud yang binatang. Rindu merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh Gereja Toraja Jemaat Bangunan, Klasis Mappak. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya kejelasan bisa tidaknya praktik relasi rindu dan manusia yang hidup disekitar lingkungan jemaat ini bahkan dalam jemaat sendiri dilakukan. Untuk itu, penulis tertarik mengkaji dengan tujuan mencari makna/nilai teologis didalamnya serta cara kekristenan menanggapinya. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian fenomenologi Hussrel yang bertujuan untuk mencari tahu dan mempelajari pengalaman individu berdasarkan sudut pandang individu itu sendiri dengan mengesampingkan subjektivitas peneliti.
Melalui penelitian ini, penulis menemukan bahwa rindu bukan hanya dianggap sebagai saudara tetapi juga mempunyai nilai religius sebagai pemberi berkat dan memberikan pengaruh pada kesehatan serta kenyamanan manusianya. Hal ini bertentangan dengan iman Kristen yang secara tegas menyatakan bahwa hanya Allah satu-satunya yang berkuasa mengatur segala sesuatu. Namun, pada sisi yang lain, relasi yang terbangun antara manusia dengan rindu dengan dasar persaudaraan menunjukkan nilai kasih persaudaraan sebagai sesama ciptaan Allah dan sangserekan dalam konsep manusia Toraja. Jika setiap manusia menganggap segala ciptaan di sekitamya adalah rindunya dan memperlakukannya layaknya saudara tanpa melibatkan unsur pensakralan didalamnya, maka mandat Allah kepada manusia akan terlaksana secara sempuma, keseimbangan ekosistem akan terus terjaga serta meminimalisir kerusakan alam.
Kata kunci: rindu, manusia, saudara, ciptaan