Abstract :
Seorang pelayan dalam kehidupan berjemaat sangat dibutuhkan untuk
menata pelayanan sehingga berjalan dengan baik.Salah satu pelayan dalam Gereja Toraja yang memegang peranan penting untuk melaksanakan hal tersebut ialah pendeta.Namun masih ada pendeta yang belum melaksanakan perannya dengan baik.Oleh karena itu Penulis tertarik untuk menjadikan kehidupan suku Lewi sebagai acuan bagi pelayanan seorang pendeta. Dalam Perjanjian Lama suku Lewi memiliki peran yang sama dengan pendeta yakni melayani Tuhan. Suku Lewi dipilih dan ditetapkan oleh Tuhan untuk menyelenggarakan ibadat di kemah suci.
Tugas mereka mulai dari yang sederhana hingga yang berat, namun mereka
melaksanakannya sesuai dengan peran mereka dalam Bilangan 3 dan 4 dan tepat seperti yang Tuhan perintahkan. Dalam mengkaji peran suku Lewi dalam Bilangan 3 dan 4, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan studi pustaka.
Dari hasil penelitian kepustakaan, penulis melihat bahwa kehidupan suku
Lewi dapat menjadi acuan bagi kehidupan pendeta Gereja Toraja terutama
menyangkut peran sebagai pelayan Tuhan. Adapun peran yang bisa menjadi acuan yakni bagaimana suku Lewi melibatkan Tuhan didalam pengambilan keputusan, menjadi penasehat umat, memberi pertimbangan tentang persoalan yang dihadapi oleh umat, mengajarkan firman Tuhan, memberkati umat, bertanggung)awab atas perabotan di kemah suci dan bagaimana mereka bekeijasama dengan pelayan yang lainnya. Dalam melaksanakan semuanya itu kekudusan hidup dari seorang suku Lewi juga menjadi bagian yang sangat penting.Sehingga pendeta Gereja Toraja perlu merefleksikan kembali bagaimana kehidupan suku Lewi yang begitu terstruktur dalam mengerjakan peran mereka untuk melayani Tuhan di kemah suci.