Abstract :
Meliani Mila Sallata, Jurusan Teologi, menulis Skripsi ini dengan judul Hermeneutika Yohanes 11:25 Tentang Frasa Hidup Walaupun Sudah Mati dan Implikasi Praktis Teologisnya Bagi Iman Kristen di bawah bimbingan Bapak Yohanes Krismantyo Susanta M.Th dan Bapak Deflit Dujerslaim Lilo M.Th
Kajian ini bertujuan untuk mengetahui makna Frasa ?ia akan hidup walaupun sudah mati? dalam Yohanes 11:25 dan implikasi praktis teologisnya bagi iman Kristen. Tulisan ini dilatarbelakangi oleh perkatan Yesus ?Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati?, di mana secara logika, jika dicermati bagian-bagian dari perkataan Yesus tersebut, hal itu tidak masuk akal dan bertentangan dengan akal sehat dan realitas eksistensi manusia.
Kajian ini menggunakan metode penafsiran Gramatikal Historikal tentang Hidup Walaupun Sudah Mati dalam Yohanes 11:25. Hasilnya adalah bahwa kata hidup yang dimaksud Yesus dalam Frasa ini yaitu memberi hidup, dimana Yesus sendirilah yang memberi hidup karena Ia adalah kebangkitan dan kehidupan, dan hidup yang dimaksud yaitu Hidup Kekal. Hidup kekal adalah keselamatan sempurna, hidup tiada akhir dan tidak mengalami kematian kedua kali atau tidak mengalami penghukuman kekal. Jadi hidup kekal itu ialah ?tidak binasa? melainkan hidup selama-lamanya bersama Kristus. Sebuah Implikasi yaitu dapat memberikan motivasi bagi semua umat Allah untuk memahami konsep keselamatan dan hidup kekal melalui Yesus Kristus dan mendorong mereka menjalani hidup ini di dalam pengharapan bagi mereka yang takut menghadapi kematian, serta memberikan penghiburan bagi mereka yang berdukacita bahwa kematian tidak akan memisahkan kita dari kasih Allah dan Frasa ini juga sebagai bentuk apologetika (pembelaan) iman Kristen bahwa kebangkitan dan hidup kekal itu ?ada dan nyata? yaitu Yesus Kristus.
Kata Kunci : Hidup Kekal, Keselamatan, Kebangkitan, Yesus Kristus, Injil Yohanes