Abstract :
Pemilihan topik ini dilatarbelakangi oleh adanya suatu pemahaman yang keliru dari masyarakat terkait makna dari pelaksanaan tradisi Mantaa Duku?. Tradisi Mantaa Duku? dipahami bukan semata-mata untuk mempererat hubungan kekeluargaan, kebersamaan, Solidaritas, tetapi ada maksud dan tujuan lain yang mengakibatkan beberapa masyarakat merasa tidak dihargai dan tidak mendapatkan keadilan. Realitas kehidupan membuktikan secara khusus bagi masyarakat Lembang Perindingan bahwa pemahaman dan makna asli yang terkadung dalam tradisi mantaa duku? telah bergeser bahkan menimbulkan banyak masalah dalam masyarakat. Oleh karena itu tulisan ini bertujuan untuk menguraikan revitalisasi tradisi mantaa duku? melalui teologi hospitaitas menurut perspektif Michele Hershberger di Lembang Perindingan Kecamatan Gandangbatu Sillanan. Dalam penyusunan skripsi ini, metode yang penulis gunakan adalah metode penelitian kualitatif melalui observasi dan wawancara, kemudian data yang diperoleh dianalisis. Dari hasil penelitian, menujjukkan bahwa yang menjadi dampak terjadinya permasalahan dalam tradisi mantaa duku? ialah pemahaman atau makna yang telah bergeser. Oleh karena itu, masyarakat perlu suatu pemahaman tentang makna dan tujuan yang sesungguhnya makna pelaksanaan tradisi mantaa duku? ditunjau dari bentuk hospitalitas Kristen menurut perspektif Michele Hershberger yang didasari dari bentuk cinta kasih, toleransi, sikap tulus yang diberikan tuan rumah kepada setiap orang atau tamu yang datang kepadanya. Berdasarkan perspektif kekristenan, tradisi Mantaa Duku? semata-mata dilaksanakan dengan tujuan untuk mempererat hubungan kekeluargaan, penghargaan dan bentuk syukur kepada Allah atas berkat. Hospitalitas berarti mencari Yesus dalam diri orang lain.