Abstract :
Marhaenisme merupakan sebuah paham yang dibuat oleh Sukarno dengan tujuan untuk memperjuangkan nasib kaum kecil untuk mendapatkan kebahagiaan hidup yang adil dan makmur. Paham ini dibangun atas dua prinsip, yaitu sosio-nasionalisme dan sosio demokrasi. Mulai zaman Sukarno hingga saat ini, masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi dan latar Pendidikan yang rendah, seringkali menjadi korban penindasan dari mereka yang mempunyai banyak materi, seperti halnya yang terjadi di Gereja Toraja Jemaat Immanuel Bontang. Tujuan penelitian ini yaitu mengkaji dan menerapkan prinsip-prinsip marhaenisme di Gereja Toraja Jemaat Immanuel Bontang menggunakan model praksis Stephen B. Bevans, dengan menggunakan metode kualitatif melalui teknik observasi, wawancara dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk menjawab permasalahan yang terjadi di Gereja Toraja Jemaat Immanuel Bontang, dibutuhkan sebua konstruksi teologi kontekstual sebagai landasan teologi di Gereja Toraja Jemaat Immanuel Bontang, yang dimana konstruksi teologi ini disebut ?Teologi Kemerdekaan? yang rancang bangunnya berbasis prinsip-prinsip marhaenisme dan model praksis Stephen B. Bevans. Teologi Kemerdekaan inilah yang perlu diimplementasikan di Gereja Toraja Jemaat Immanuel Bontang agar permasalahan di gereja ini dapat terselesaikan.