DETAIL DOCUMENT
Perubahan Paradigma Masyarakat Seko tentang Kekudusan Hari Minggu di Gereja Toraja Jemaat Mahanaim
Total View This Week0
Institusion
INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI TORAJA
Author
Gloria, Solideo
Subject
BR Christianity 
Datestamp
2024-02-20 18:47:32 
Abstract :
Solideo Gloria (2220154256), 2019, menyusun skripsi dengan Perubahan Paradigma Masyarakat Seko Tentang Kekudusan Hari Minggu di Gereja Toraja Jemaat Mahanaim Poyahaang, dibawa bimbingan Frans Paillin Rumbi, M.Th, dan Fajar Kelana, M.Th. Hari Minggu adalah waktu khusus bagi umat percaya untuk menyatakan persekutuan didalam gereja maupun persekutuan-persekutuan yang lainnya dalam bentuk ibadah kepada Tuhan. Tetapi berbicara tentang paradigma dalam menghayati hari Minggu terdapat perbedaan di setiap wilayah. Dalam memaknai hari Sabat/perhentian dalam PL adalah karunia Allah bagi bangsa Israel sebagai hari dimana mereka menghayati karya penciptaan Allah, dan pembasan dari tanah Mesir. Dalam PB menunjukkan bahwa hari Sabat sebagai hari kesukaan suatu karunia Tuhan melalui Yesus Kristus untuk membebaskan manusia dari dosa. Penulis membahas topik ini, untuk mengetahui bagaimana pemahaman warga jemaat hasil Pekabara Injil (PI), mengenai hari Minggu, dan bagaimana mereka menerapkan pengudusan hari Miinggu hingga terjadi perubahan paradigma masyarakat Seko tentang kekudusan hari Minggu secara khusus didalam Gereja Toraja Jemaat Mahanaim Poyahaang. Untuk mengetahui perubahan yang teijadi di kalangan warga jemaat tentang cara menguduskan hari Minggu, penulis merampungkan tulisan ini dengan menggunakan metode kualitatif dan studi kepustakaan, yakni meneliti sumber-sumber yang dianggap relevan dengan topik dan juga melalui observasi dan wawancara. Untuk lebih dalam mengetahui teijadinya perubahan paradigma masyarakat seko tentang kekudusan hari Minggu, maka penulis menggali latar belakang atau asal ususl kepercayaan masyarakat Seko tentang apakah ada hari perhentian Aluk Pa ? Ada ? dan seperti apa cara menguduskan hari khusus itu, yang mana masyarakat Seko dalam agama tradisional memaknai hari perhentian dengan melakukan penyembahan kepada dewa dan berhenti secara total. Akhir tulisan ini penulis menyimpulkan bahwa perubahan paradigma teijadi karena pikiran yang semakin terbuka, penatalayanan gereja yang berubah, media sosial yang semakin meningkat, persaingan-persaingan ekonomi yang semakin maju. 

Institution Info

INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI TORAJA