DETAIL DOCUMENT
Keseniaan Genjring Kunclung Desa Sokawera Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas dalam Kajian Etnomusikologis
Total View This Week0
Institusion
Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Author
Agus Sulastyo, AS
Subject
Karawitan 
Datestamp
2015-12-15 03:04:28 
Abstract :
Bentuk kesenian yang mendiami suatu tempat dan keberadaannya masih dipertahankan, itu menunjukkan karena masyarakat pemilik atau pendukungnya masih merasa membutuhkan. Seni merupakan bentuk yang dinamis, pasang dan surut merupakan hal yang hiasa. Dinamisnya semi terjadi ?ikaranakan bentuk seni tersehut antara lain mengalami adaptasi: fungsi, kondisi dan sosial. Kehadiran bentuk kesenian dalam masyarakat sedikit banyak dipengaruhi oleh masyarakat pemiliknya. Berangkat dari itu maka bentuk kesenian yang disebut dengan Genjring kunclung ini juga telah mengalami adaptasi. Ganjring Kunclung adalah kesenian rakyat yang berlatar belakang budaya Islam. Dari segi fungsi kesenian ini telah mengalami pelebaran, kesenian tersebut tidak lagi bersifat intern, artinya dalam panyajiannyatidak hanya disajikan dalam masyarakat pemiliknya, tetapi juga dimainkan di luar masyarakat pemiliknya. Keberadaan kesenian Genjring Kunclung dalam masyarakat meskipun telah mengalami adaptasi, namun dalam masyarakat pemiliknya masih menempati proposi sebagaimana mestinya. Dalam rangkaian khoul dan slametan, kesenian tersebut sering dimainkan. Di samping memiliki makna ritus dari sagi sosial kesenian tersebut marupakan media dan sarana untuk memupuk sikap komunal dalam masyarakat pendukungnya, dan memberikan integritaa antara pendukung dan pemilik. Perkembangan zaman menuntut semua aspek yang mendiami untuk menyesuaikan, sama halnya dengan kedudukan seni ini, karana modernisasi dan pembangunan, maka kesenian itu yang semula isi vokalnya Islamis kini mengalami penambahan untuk menyesuaikan kondisi zamannya. Kesenian Genjring Kunclung merupakan sebuah orkestrasi yang terdiri dari 2% buah genjring kecil 'kenthung', 2 buah genjring besar ?babon dan sebuah bedhug dengan kitab Barzanji sebagai acuan vokal utama, dan lagu-lagu hasil rekayasa sebagai tambahan. Merupakan kebanggaan tersehdiri nemiliki bentuk kesenian yang berlatar belakang budaya Islam. Dari aktifitasnya telah memberikan pelajaran dan petunjuk bagi masyarakat pendukung dan pemilik padaumumnya, sehingga kedudukan seni tidak ubahnya sebuah identitas hagi pemiliknya. Bukan materi yang mereka kejar dalam berkesenian itu, melainkan kepuasan batin dan ngibadhahlah yang diutamakan. 
Institution Info

Institut Seni Indonesia Yogyakarta