DETAIL DOCUMENT
Pengembangan Motif Parijotho dan Motif Garuda Dalam Busana Eening
Total View This Week0
Institusion
Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Author
Karisa, Rani
Subject
Batik dan fashion 
Datestamp
2021-10-18 05:35:42 
Abstract :
Tanaman Parijotho ini hidup di lereng gunung merapi dan diklaim menjadi tanaman asli Kabupaten Sleman lalu dijadikan sebagai motif yang tentunya sudah menjadi ikon batik di daerah Sleman serta motif garuda yang merupakan batik klasik dari Yogyakarta. Garuda adalah istilah yang dipakai dalam mitologi, sementara bentuk atau wujud asli atau ciri-ciri alamiahnya adalah elang Jawa. Burung elang jawa hidup di daerah lereng gunung merapi. Deskripsi kekaryaan mengenai motif parijotho dengan motif garuda sebagai sumber ide pengembangan motif batik dalam membuat busana evening sehingga menghasilkan karya yang mempunyai nilai seni serta ikut melestarikan burung elang jawa yang hampir punah. Metode penciptaan yang melalui tiga tahapan yaitu eksplorasi (pencarian sumber ide), Perancangan (rancangan desain karya) dan Perwujudan (pembuatan karya). Dalam proses pembuatan karya dibutuhkan beberapa data acuan berdasarkan pengumpulan data pustaka yaitu buku, berita, google schoolar, lalu dengan teknik scan. Pencarian data acuan dilakukan dengan mencari sumber tentang motif parijotho, tanaman parijotho, motif garuda, elang jawa, dan busana evening. Adapun tujuan dalam Tugas Akhir sebagai berikut : (1) Menggali lebih dalam lagi tentang motif batik parijotho dengan motif garuda. (2) Membuat motif yang digabungkan antara batik parijotho dan motif garuda menjadi busana evening. Karya tugas akhir ini berjumlah enam busana evening, masing-masing memiliki judul yang terkait makna dari motif parijotho dengan motif garuda. Desain motif garuda sebagai titik perhatian (Center of Interest) pada sisi kanan dan kiri di isi dengan motif parijotho ditambah dengan motif sayap pada bagian atasnya. Motif parijotho dengan motif garuda digambarkan secara stilasi sedemikian rupa, sehingga beberapa bagian berbeda dengan karya motif garuda yang sudah ada. Penulis mencoba untuk berkreasi atau mengekspresikan diri dengan menciptakan desain alternatif sebanyak sepuluh lalu dijadikan desain terpilih sebanyak enam. Setelah itu proses membatik menggunakan teknik batik tulis dan teknik pewarnaan tutup celup dengan warna soga dan wedel. Proses terakhir menjahit dengan membuat pola terlebih dahulu lalu dijahit hingga menjadi sebuah busana selanjutnya finishing diberi brokat, payet, dan tile. 
Institution Info

Institut Seni Indonesia Yogyakarta