Abstract :
Dirumuskan pada awal tahun 2013, Hirwan Kuardhani dengan dukungan
seorang impresario muda, Yansen, melalui Yansen Project Indonesia menciptakan
pertunjukan Potehi yang berbeda dari pertunjukan Potehi pakem. Kuardhani
menginginkan agar pertujukan Potehi tidak berjarak bagi masyarakat penonton
Indonesia yang beraneka suku, ras dan etnis. Tujuan itu tertuang dalam konsep
pertunjukannya yang kental unsur-unsur kolaborasi antar etnis.
Dengan melihat pertunjukan pada Lakon Angkara Siluman Kelabang maka
akan diamati dan dianalisis unsur hibriditas Potehi Gagrag Baru. Proses
penciptaan seni dalam kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan pada proses
penciptaan kemurniaan dan hibriditas yang merupakan unsur yang mendasar.
Melihat bentuk pertunjukan Angkara Siluman Kelabang yang mengalami
percampuran, pembauran, dan intrepetasi ulang dari sebuah kebudayaan maka
teori hibriditas menjadi dasar kajian. Pengarahan penelitian ini akan ditujukan
kepada pemahaman atas pembentukan estetika seni pertunjukan dan melihat
korelasi yang terjadi antara nilai-nilai hibriditas pada estetika dan fungsi
pertunjukan Angkara Siluman Kelabang sebagai sebuah sajian seni pertunjukan
bagi masyarakat.