Abstract :
Upacara Bekenjong adalah upacara penyembuhan yang ada di Masyarakat suku
Kutai di penghuluan Mahakam atau tanah hulu. Upacara ritual ini mempertunjukan
tari sebagai sarana Belian untuk menuju alam gaib, mantra-mantra, iringan musik yang
dimainkan tukang paluan, properti dan sesaji. Kenjong merupakan tarian
penyembuhan yang menjadi puncak atau klimaks dalam Upacara Bekenjong di Desa
Kelinjau Ilir, Kecamatan Muara Ancalong. Kenjong dalam upacaranya terdiri dari 3
tahap yaitu Kenjong atas, Kenjong tanah dan Kenjong aer. Kenjong disimbolkan
sebagai nilai kebersamaan karena melibatkan sanak saudara serta masyarakat untuk
dapat bersama-sama berkumpul membantu keluarga yang sakit dari awal persiapan,
saat upacara Bekenjong berlangsung hingga selesai upacara. Peran kebersamaan
dalam upacara ini selain bertujuan agar mendapatkan kesembuhan bagi orang yang
sakit dengan bantuan penguasa atas (khayangan), penguasa air, dan penguasa tanah.
Dalam membantu memecahkan pokok permasalahan dalam penelitian,
menggunakan pendekatan Ilmu Antropologi Tari yang menjadi suatu studi
mempelajari tari sebagai produk kebudayaan yang terkait dengan perilaku
masyarakatnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Evelyn Hatcher yang
menghubungkan seni sebagai bagian dari kebudayaan. Dalam pendekatan pada Ilmu
Antropologi ini peneliti menganalisis kehidupan masyarakat berdasarkan orang-orang
yang membuat dan memiliki kesenian tersebut untuk dapat memaknai tarian ritual
Kenjong pada Upacara Bekenjong yang dilaksanakan masyarakat Suku Kutai Di Desa
Kelinjau Ilir.
Upacara ritual ini mempertunjukan tari sebagai sarana Belian untuk menuju
alam gaib, mantra-mantra, iringan musik yang dimainkan tukang paluan, properti dan
sesaji. Kenjong dalam upacara Bekenjong merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa
terpisahkan dan mengandung sebuah makna didalamnya. Dalam Kenjong memiliki
makna simbolik pada aspek-aspeknya yaitu pada Gerak, Properti, Iringan Musik,
Kostum, dan Sesaji yang menjadi satu kesatuan dalam Upacara Bekenjong.