Institusion
Institut Teknologi Bandung
Author
Harun (STUDENT ID : 21717002)
(LECTURER ID : 0021086601)
(LECTURER ID : 0017106702)
Subject
Datestamp
2019-07-03 10:24:30
Abstract :
Futsal adalah olahraga intermitten-intensitas tinggi yang memerlukan kemampuan
fisik yang tinggi serta memiliki jadwal pertandingan yang padat dan waktu
pemulihan yang singkat saat masa kompetisi. Pemulihan yang optimal sangat
diperlukan setelah latihan fisik yang intensif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui perbedaan pengaruh krioterapi dan akupuntur terhadap performa fisik,
kadar laktat, dan nyeri otot setelah latihan Futsal-Specific Intermitten Shuttle
Protocol (FISP) pada atlet futsal mahasiswa.
Metode penelitian menggunakan experimental counterbalance crossover pada
sebelas pemain futsal mahasiswa untuk melakukan latihan FISP selama 3 pekan
dan 3 jenis pemulihan yang berbeda pada setiap pekannya. Pekan pertama semua
pemain melakukan istirahat pasif, pekan kedua diberikan treatmen krioterapi, dan
pekan ketiga diberikan treatmen akupuntur. Tinggi countermovement jump (CMJ),
sprint 20 m, kadar laktat, dan nyeri otot diukur sebelum latihan, setelah latihan,
setelah pemulihan, dan 24 jam setelah pemulihan. Perubahan hasil pengukuran
diolah menggunakan uji-t berpasangan (p<0,05).
Terdapat perbedaan bermakna pada performa CMJ untuk kelompok krioterapi
dibanding kelompok akupuntur dan istirahat pasif segera setelah pemulihan dan
pada 24 jam setelah pemulihan (p<0,05). Kelompok krioterapi signifikan lebih
cepat pulih pada sprint 20 m dibandingkan kelompok pasif (p=0,000) segera setelah
pemulihan dan pada 24 jam setelah pemulihan, krioterapi dan akupuntur masingmasing signifikan terhadap kelompok pasif (p<0,05). Namun tidak ada perbedaan
bermakna di antara keduanya (p=0,404). Ketiga kelompok pemulihan tidak
menunjukkan perbedaan bermakna pada pengukuran kadar laktat segera setelah
pemulihan (p>0,05). Pada parameter nyeri otot, kelompok krioterapi menunjukkan
perbedaan bermakna dengan akupuntur segera setelah pemulihan (p=0,014).
Sedangkan pada 24 jam setelah pemulihan pada kelompok krioterapi dan
akupuntur, masing-masing signifikan dengan kelompok pasif (p<0,05), namun
tidak menunjukkan berbedaan bermakna di antara keduanya (p=0,385).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah krioterapi memiliki pengaruh lebih baik
dalam mempercepat pemulihan (power, kecepatan, dan nyeri otot) segera dan 24
jam setelah pemulihan. Sedangkan akupuntur hanya dapat mempercepat pemulihan
kecepatan 24 jam setelah pemulihan. Krioterapi memiliki pengaruh lebih baik
dalam pemulihan performa fisik dibandingkan akupuntur.