Institusion
Institut Teknologi Bandung
Author
Naimah, Siti (STUDENT ID : 12315047)
(LECTURER ID : 0005077302)
(LECTURER ID : 0017069002)
Subject
Datestamp
2019-09-05 15:16:05
Abstract :
Sistem sesar Palu-Koro yang membentang pada arah Barat Laut ? Tenggara dan
melewati Teluk Palu, merupakan salah satu aspek penting yang menyebabkan
tingginya tingkat seismisitas di kota Palu. Kondisi tektonik dan tingginya tingkat
populasi di kota Palu merupakan dua hal yang menjadikan tingginya tingkat risiko
bencana gempa bumi pada wilayah ini. Oleh karena itu, Palu sebagai suatu
kesatuan sistem tektonik Sulawesi dan sekitarnya merupakan wilayah yang
senantiasa menarik untuk dipelajari. Salah satu upaya untuk mengurangi dampak
kerusakan dan kerugian akibat gempabumi perlu dilakukan studi mitigasi. Salah
satu aspek penting dalam upaya mitigasi ini adalah melakukan perencanaan
wilayah dengan mempertimbangkan karakteristik dinamik tanah.
Dalam penelitian ini, data hasil rekaman mikrotremor dari 22 stasiun seismik yang
beroperasi di kota Palu pada rentang waktu 3 Februari ? 24 Mei 2015 dianalisis
menggunakan metode HVSR (Horizontal to Vertical Spectral Ratio). Metode
HVSR adalah salah satu metode untuk mendapatkan informasi bawah
permukaaan dari pengukuran stasiun tunggal pada permukaan bumi dengan
membandingkan amplitudo spektrum Fourier komponen horisontal dan vertikal.
Hasil yang diperoleh berupa kurva H/V sebagai fungsi dari frekuensi, yang dapat
menunjukkan nilai amplifikasi dan frekuensi dominan. Kurva H/V yang diperoleh
kemudian digunakan untuk menentukan struktur kecepatan gelombang geser serta
kedalaman lapisan dengan menggunakan metode inversi Monte Carlo. Nilai
amplifikasi, frekuensi dominan, dan kecepatan geser sangat penting untuk
menentukan zona bahaya gempabumi.
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa nilai amplifikasi di
kota Palu berkisar antara 1,4 ? 4,1, sedangkan frekuensi dominan bervariasi mulai
dari 0,3 Hz hingga 13 Hz. Daerah dengan nilai amplifikasi tinggi dan frekuensi
dominan rendah berasosiasi dengan lapisan sedimen tebal sedangkan daerah
dengan nilai amplifikasi rendah dan frekuensi dominan tinggi berasosiasi dengan
lapisan sedimen tipis. Berdasarkan hasil inversi, struktur bawah permukaan kota
Palu merupakan suatu cekungan dengan lapisan sedimen yang semakin menebal
ke utara dengan ketebalan maksimum sekitar 400 m. Sementara itu, berdasarkanklasifikasi nilai ????????30 terdapat tiga jenis tanah di kota Palu yaitu tanah lunak, tanah
sedang dan tanah keras.