Institusion
Institut Teknologi Bandung
Author
Mulyawan, Rizki (STUDENT ID : 21715002)
(LECTURER ID : 0021086601)
(LECTURER ID : 0015056802)
Subject
Datestamp
2020-03-06 13:38:50
Abstract :
Latar belakang dan Tujuan: Atlet remaja memiliki resiko besar terhadap
penurunan asupan nutrisi karena meningkatnya kebutuhan energi. Memperoleh
asupan nutrisi yang seimbang menjadi sebuah masalah yang dihadapi oleh remaja
karena gaya hidup yang cenderung mengabaikan kandungan nutrisi yang
dikonsumsi. Banyak atlet remaja mengkonsumsi minuman berenergi tapi ternyata
berkontribusi negatif terhadap kesehatan sehingga lebih dianjurkan untuk
mengkonsumsi susu. Atlet remaja yang terbiasa melakukan aktivitas fisik akan
mengalami respon fisiologis di dalam tubuh maka perlu ditunjang dengan asupan
tambahan untuk menjaga kebutuhan energi tetap terpenuhi. Kombinasi antara
aktivitas fisik ditambah dengan asupan nutrisi akan berdampak bagi sistem
metabolisme tubuh. Maka dari itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh yang diberikan susu sapi terhadap kadar laktat, glukosa dan
hemoglobin dalam darah disertai dengan aktivitas fisik. Metode: Pemilihan subjek
penelitian diawali dengan kuesioner pre-test, hal ini dilakukan untuk menghindari
subjek yang memiliki riwayat penyakit berbahaya dan bisa mempengaruhi hasil
penelitian. Diperoleh 24 atlet sepakbola berusia 18-21 tahun, tidak memiliki
riwayat alergi terhadap susu sapi dan memiliki pengalaman bermain sepakbola
lebih dari 3 tahun minimal di level daerah, dengan aktivitas fisik 3-5 kali seminggu.
Atlet dibagi secara acak ke dalam tiga kelompok minuman (susu sapi segar, susu
pasteurisasi dan air mineral) yang dikonsumsi selama tiga minggu berturut-turut.
Pemberian susu sapi segar dan susu pasteurisasi dengan volume yang sama
(isovolumic) wajib dikonsumsi subjek penelitian sebanyak tiga kali sehari dalam
jangka waktu tiga minggu dengan takaran yang telah ditentukan. Penelitian ini
menggunakan Pretest-Posttest Randomized-Groups Design, dengan melakukan
dua kali pengetesan yaitu pre-test (sebelum pemberian minuman) dan post-test
(setelah pemberian minuman selama tiga minggu berturut-turut). Setiap pre-test
dan post-test dilakukan Cooper test 2,4 km. Saat sebelum (p1) dan sesudah (p2)
Cooper test 2,4 km dilakukan pengambilan sampel darah untuk mengukur nilai
laktat, glukosa dan hemoglobin. Hasil: Susu sapi segar (1,49 ± 1,23) dan susu
pasteurisasi (1,71 ± 0,94) memberikan pengaruh yang signifikan (p < 0,01) terhadap
kadar laktat ketika sebelum melakukan Cooper test 2,4 km (p1). Setelah melakukan
Cooper test 2,4 km (p2), hanya susu pasteurisasi (10,08 ± 6,71) saja yang
memberikan pengaruh signifikan (p < 0,05) dan memiliki kadar laktat lebih rendah
dibandingkan air mineral (14,60 ± 4,10) dan susu sapi segar (12,08 ± 3,03). Untuk
kadar glukosa, susu sapi segar (106,25 ± 12,88) mengalami penurunan lebih besar
dibandingkan dengan susu pasteurisasi (107,25 ± 13,85) setelah melakukan Cooper
test 2,4 km (p2). Jika dibandingkan pre-test, hasil kadar glukosa saat post-test pada
susu pasteurisasi mengalami peningkatan sedangkan kadar laktat mengalami
penurunan. Rendahnya nilai laktat setelah Cooper test 2,4 km, memungkinkan atlet
untuk melakukan aktivitas fisik selanjutnya tanpa mengalami kelelahan yang
berarti. Untuk susu sapi segar, kadar glukosa mengalami penurunan dan kadar laktat
mengalami peningkatan. Untuk kadar hemoglobin dalam darah, tidak terlihat
adanya perbedaan yang signifikan (p > 0,05) antara pre-test dan post-test.
Kesimpulan: Susu pasteurisasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
sistem fisiologis, dalam hal ini kadar laktat dalam darah. Dengan pengaruh yang
amat besar terlihat ketika dapat mencegah laktat terakumulasi sebelum Cooper test
2,4 km. Oleh karena itu, konsumsi susu pasteurisasi secara rutin setiap hari dan
sebelum melakukan aktivitas fisik dianjurkan untuk mengoptimalkan performa atlet
dalam mencapai prestasi.