MEMANFAATKAN KEUNTUNGAN MEKANISME PEMBANGUNAN MEKANISME PEMBANGUNAN BERSIH PADA PROYEK KETENAGALISTRIKAN STUDI KASUS: PT. XYZ
Total View This Week0
Total View This Week0
Institusion
Institut Teknologi Bandung
Author
SUKARI (NIM 29106065), YOYOK (STUDENT ID : )
Subject
Datestamp
2017-09-27 15:30:44
Abstract :
Meskipun Undang-undang ketenagalistrikan No. 15 tahun 1985 serta beberapa peraturan susulan yang memberi kemudahan untuk melakukan investasi di bidang pembangkit listrik, termasuk Peraturan Menteri ESDM No. 02 tahun 2006 yang menjamin pembelian energi listrik dari PLTM yang dibangun oleh swasta tanpa melalui tender, namun hal itu tidak memberikan daya tarik bagi investor. Disisi lain, PLN mentargetkan rasio elektrifikasi 100% pada tahun 2020, dimana posisi saat ini baru mencapai 56%. Untuk mengejar target ini dibutuhkan peran swasta yang lebih besar lagi. Data menunjukkan bahwa Indonesia sangat kaya akan potensi pembangkit tenaga air, namun hal ini tidak menumbuhkan minat para pengusaha untuk menginvestasikan modalnya, disamping alasan biaya investasinya yang terlampau tinggi dibanding pembangkit jenis lain, harga pembelian listik (oleh PLN) dilakukan dengan sistim flat, sehingga tidak profitable. Suatu terobosan diperlukan untuk membuat bisnis pembangkitan terutama PLTM menjadi menarik, di antaranya dengan tarif yang lebih attractive sehingga membangkitkan minat investor untuk menanamkan modalnya di bisnis ini. Disamping hal tersebut, saat ini XYZ termasuk dalam proyek MPB (Mekanisme Pembangunan Bersih) yang akan mendapatkan CER yang dapat dijual ke global market sebagai carbon trading. Analisa bisnis dalam proyek akhir ini dilakukan dengan memanfaatkan seluruh potensi yang ada, sehingga pembangunan PLTM yang sebelumya danggap sebagai bisnis yang nonprofitable akan menjadi bisnis yang attractive. Strategi yang dilakukan adalah dengan melakukan teknik pembangunan yang komprehensif, melakukan analisa diberlakukannya stagging tariff oleh PLN serta penjualan CER yang dihasilkan dengan pembangunan PLTM.
Meskipun Undang-undang ketenagalistrikan No. 15 tahun 1985 serta beberapa peraturan susulan yang memberi kemudahan untuk melakukan investasi di bidang pembangkit listrik, termasuk Peraturan Menteri ESDM No. 02 tahun 2006 yang menjamin pembelian energi listrik dari PLTM yang dibangun oleh swasta tanpa melalui tender, namun hal itu tidak memberikan daya tarik bagi investor. Disisi lain, PLN mentargetkan rasio elektrifikasi 100% pada tahun 2020, dimana posisi saat ini baru mencapai 56%. Untuk mengejar target ini dibutuhkan peran swasta yang lebih besar lagi. Data menunjukkan bahwa Indonesia sangat kaya akan potensi pembangkit tenaga air, namun hal ini tidak menumbuhkan minat para pengusaha untuk menginvestasikan modalnya, disamping alasan biaya investasinya yang terlampau tinggi dibanding pembangkit jenis lain, harga pembelian listik (oleh PLN) dilakukan dengan sistim flat, sehingga tidak profitable. Suatu terobosan diperlukan untuk membuat bisnis pembangkitan terutama PLTM menjadi menarik, di antaranya dengan tarif yang lebih attractive sehingga membangkitkan minat investor untuk menanamkan modalnya di bisnis ini. Disamping hal tersebut, saat ini XYZ termasuk dalam proyek MPB (Mekanisme Pembangunan Bersih) yang akan mendapatkan CER yang dapat dijual ke global market sebagai carbon trading. Analisa bisnis dalam proyek akhir ini dilakukan dengan memanfaatkan seluruh potensi yang ada, sehingga pembangunan PLTM yang sebelumya danggap sebagai bisnis yang nonprofitable akan menjadi bisnis yang attractive. Strategi yang dilakukan adalah dengan melakukan teknik pembangunan yang komprehensif, melakukan analisa diberlakukannya stagging tariff oleh PLN serta penjualan CER yang dihasilkan dengan pembangunan PLTM.
Download
book
BibTex
Latex, Jabref
cloud_download
Original Resource
url resource Institution
