DETAIL DOCUMENT
TINJAUAN PERANCANGAN JALAN TOL SEMARANG-BAWEN
Total View This Week0
Institusion
Institut Teknologi Bandung
Author
ADIB ASH SHIDDIQI (NIM 15004144), ALFA (STUDENT ID : )
Subject
 
Datestamp
2017-09-27 10:25:46 
Abstract :
Jalan Arteri Semarang-Bawen yang melewati Kabupaten Ungaran merupakan jalur penghubung antara kawasan utara Jawa Tengah dengan kawasan selatan Jawa Tengah dan DIY. Saat ini kondisi lalu lintas di beberapa ruas sudah cukup padat dengan nilai derajat kejenuhan (perbandingan antara volume lalu lintas dan kapasitas jalan) lebih dari 0,8. Untuk itu, agar pergerakan lalu lintas utara-selatan tidak terganggu, harus dilakukan upaya penambahan kapasitas, langkah yang diambil adalah pembangunan Jalan Tol Semarang-Bawen.Kondisi medan yang berbukit-bukit dengan kemiringan yang terjal merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam perancangan jalan tol ini. Pemilihan trase harus dilakukan dengan pengkajian yang menyeluruh agar jalan tol bisa dibangun sesuai dengan persyaratan standar jalan tol dan dengan pertimbangan efisiensi biaya. Desain Geometrik yang baik harus bisa mempertahankan kecepatan rencana dan nyaman serta aman bagi pengguna jalan. Alinemen vertikal dan horizontal harus memperhatikan ketentuan yang berlaku pada standar.Selain mengenai aspek geometrik, perencanaan perkerasan juga dibahas dalam tugas akhir ini, perkerasan yang dipakai adalah perkerasan kaku dengan pelat beton setebal 24 cm. Dalam laporan ini ditambahkan pula perencanaan drainase permukaan dengan perancangan saluran samping secara detail dan analisa pemilihan desain. Kemudian dari hasil desain tersebut dihitung volume pekerjaan untuk menghasilkan nilai biaya konstruksi.Perbedaan Trase yang dipilih terjadi karena desain lebih memprioritaskan pada optimasi alinemen vertikal, sehingga jumlah tikungan dan sudut tikungan lebih besar namun jumlah pekerjaan tanah lebih sedikit. Pada desain perkerasan kaku, tebal pelat beton yang didapatkan lebih tipis dibandingkan dengan desain yang ada. Desain perkerasan menggunakan Pedoman Perencanaan Jalan Beton Semen, tahun 2003 dari Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah. Lain halnya dengan desain drainase, tidak terdapat perbedaan signifikan desain hasil akhirnya. Perbedaan yang ada pada kemiringan talud yaitu 1:1,5 dengan 1:2 terjadi karena konsultan lebih memperhatikan kemudahan pelaksanaan konstruksi sedangkan di laporan ini lebih mengacu pada nilai teoritis standar. 

Institution Info

Institut Teknologi Bandung