DETAIL DOCUMENT
SIMULASI DISTRIBUSI TEGANGAN GESER ANTARMUKA SERAT MATRIK PADA PENGUJIAN SINGLE FIBER PULL-OUT
Total View This Week0
Institusion
Institut Teknologi Bandung
Author
MAULANA (NIM 13701017), ARDIAN (STUDENT ID : )
Subject
 
Datestamp
2017-10-09 10:32:50 
Abstract :
Pengujian single fiber pull-out telah diterima sebagai salah satu metode pengujian yang cukup baik untuk mengevaluasi kualitas ikatan antarmuka serat matrik. Namun pengujian ini relatif sukar dilakukan. Hal ini berkaitan dengan dimensi dan proses penyiapan pengujian. Pada penelitian ini dibuat suatu perangkat lunak untuk menghitung dan mensimulasikan distribusi tegangan geser antarmuka (iτ) dan kekuatan geser ikatan antarmuka (iτ*) serat matrik pada pengujian single fiber pull-out. Perangkat lunak tersebut menggunakan Microsoft Office Excel VBA berdasarkan 3 model analitik pengujian single fiber pull-out. Simulasi dilakukan untuk mengetahui pengaruh embedded length serat (L), fraksi volume serat (V), dan rasio kekakuan serat matrik (E/E) terhadap distribusi ffmiτ. Data kekuatan geser ikatan antarmuka hasil simulasi kemudian dibandingkan dengan data eksperimen yang diperoleh dari literatur. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa jika L dan Ef/Em makin besar maka harga iτ di ujung serat yang dibebani(z=0) makin kecil. Jika Vf makin tinggi, harga iτ di z=0 membesar dan kemudian mengecil setelah mencapai nilai optimumnya. Pada bagian ujung serat yang tercelup z=L, jika Ef/Em dan Vf makin tinggi maka hargaiτdari model 1 dan 3 makin besar, sedangkan hargaiτdari model 2 makin kecil. Dari perbandingan dengan hasil eksperimen diketahui bahwa iτ*simulasi 83-96,1% lebih besar dari iτ* eksperimen dengan Lmin (panjang serat dimana harga iτ* diperoleh) yang tidak jauh berbeda. Dari perbandingan antar model yang digunakan, diketahui bahwa pada V yang sangat rendah, distribusi fiτdari ketiga model tidak menunjukan perbedaan. Sedangkan pada V yang tinggi, distribusifiτdari model 2 berbeda dibandingkan dengan model 1 dan 3. Secara umum, model 2 dapat digunakan pada interval E/E yang lebih luas dibandingkan model 1 dan 3. 

Institution Info

Institut Teknologi Bandung