Institusion
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Author
ABDUL JALAL ROMDONI, NIM. 08530078
Subject
Tafsir Hadist
Datestamp
2018-08-06 03:32:51
Abstract :
Studi tafsir komparatif merupakan salah satu metode penafsiran al-
Qur?an dengan membandingkan penafsiran-penafsiran mufasir, baik yang
mempunyai kitab tafsir maupun tidak. Kajian penafsiran semacam ini bertujuan
untuk mencari persamaan dan perbedaan dari masing-masing mufasir, baik itu
metodologi maupun substansi penafsiran. Adapun kajian dalam skripsi ini
merupakan kajian tafsir komparatif, yaitu membandingkan dua kitab tafsir dari
masa yang berbeda, tafsir Ibnu Ka??r dengan tafsir al-Misbah, terhadap doa Nabi
Ibrahim dalam al-Qur?an. Nabi Ibrahim merupakan nabi yang mendapat gelar
?ab?l anbiy?? bapaknya para nabi, karena hampir semua nabi memiliki garis
keturunan yang sampai kepada Nabi Ibrahim. Hal ini merupakan doa Nabi
Ibrahim beserta anaknya, Ismail yang memohon supaya diutus seorang rasul
kepada penduduk Mekah. Doa yang dipanjatkan oleh Nabi Ibrahim merupakan
cara yang digunakan supaya terhindar dari sikap berputus asa atas rahmat Allah.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat variasi doa Nabi Ibrahim dan bagaimana
produk penafsiran keduanya terhadap doa tersebut.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif-analitik, menggambarkan penafsiran Ibnu Ka??r dan Quraish Shihab
untuk selanjutnya dilakukan analisis dengan membandingkan penafsirannya,
metodologi dan substansi. Akan tetapi, sebelum melangkah dalam tahap
selanjutnya, dalam mengidentifikasi ayat al-Qur?an yang termasuk dalam doa
Nabi Ibrahim, penulis menggunakan indeks al-Qur?an untuk melihat ayat-ayat
yang termasuk dalam kisah Nabi Ibrahim dan memilihnya ayat mana saja yang
memuat adat an-nid? (kata panggilan) PQR ??,? , dan pujian U VWXY .?
Terdapat 22 ayat dalam 5 surat yang berbeda yang termasuk dalam
doa Nabi Ibrahim. Secara garis besar doa ini diawali dengan kata panggilan dan
senantiasa diiringi dengan kata kerja perintah dan larangan, hanya satu doa saja
yang diawali dengan pujian. Permohonan yang diajukan bersifat materi dan
immateri, seperti memohon anak (keturunan), diutusnya seorang rasul, keamanan
atas kota Mekah, diberikan rezeki, terhindar dari sasaran fitnah, dan menjadi
orang yang tetap istiqomah melaksanakan salat. Secara metodologi penafsiran,
masing-masing mufasir sama-sama menggunakan metode tahlili, yaitu
menafsirkan al-Qur?an sesuai tertib urutan mushaf al-Qur?an. Perbedaannya,
Tafsir Ibnu Ka??r menggunakan banyak riwayat, baik hadis nabi, pendapat
sahabat, maupun tabi?in, sedangkan tafsir al-Misbah tidak begitu banyak dalam
menggunakan riwayat. Secara substansi, juga memiliki persamaan dan perbedaan,
ayat 37 surat Ibrahim, bagi Ibnu Ka??r dipahami sebagai ayat yang memuliakan
kota Mekah, sedangkan bagi Quraish Shihab dipahami sebagai landasan
diharuskannya berhijrah dari satu daerah ke daerah lain yang lebih baik