Institusion
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Author
EQLIMA DWIANA SAFITRI , NIM. 10120083
Subject
Sejarah Peradaban / Kebudayaan Islam
Datestamp
2015-08-21 07:22:24
Abstract :
Kawangan adalah salah satu dusun yang menjadi daya tarik wisata religi,
karena setiap hari Jum‟at Pahing digelar tradisi Jumat Pahingan yang berpusat di
makam Wali limbung di Kawangan dan Balai Desa Banjarsari. Pengunjung yang
datang ke tempat ini tidak hanya orang Temanggung saja namun dari daerah lain.
Acara intinya adalah ziarah ke makam wali limbung. Peziarah makam wali
limbung akan mencapai puncaknya pada hari tertentu yang diyakini sebagai hari
istimewa untuk melaksanakan ziarah.
Selain ziarah ke makam Wali Limbung, dalam kegiatan Jum‟at pahing
juga digelar pasar pagi. Keberadaan pasar ini konon pada waktu mengusung
jenazah Wali Limbung melewati Desa Banjarsari. Sesampainya di Desa
Banjarsari mereka berhenti sampai lama, sehingga tempat pemberhentian itu
dinamakan Jangglengan. Menurut istilah setempat berarti menunggu sampai
waktu lama. Sampai sekarang di Janggleng pada tiap hari Jumat Pahing ada pasar
kecil tempat “Midag†(mengeluarkan nadzar). Bagi peziarah makam Wali
Limbung seyogyanya melewati Banjarsari, melewati rute perjalanan jenazah Wali
Limbung. Keunikan dari tradisi Jumat Pahing yaitu masyarakat yang
mengistimewakan hari Jumat Pahing sebagai hari yang penuh berkah,yaitu adanya
acara ritual untuk menunaikan nadzar di makam Wali Limbung. Selain itu
keunikan yang lain adalah adanya pasar yang hanya ada setiap hari Jumat Pahing
pagi, yang masyarakat percaya bahwa pasar tersebut sebagai penolak bala dan
sebagai tempat untuk menunaikan nadzar. Tidak hanya masyarakat saja yang
datang ke pasar ini, tetapi para peternak hewan pun mendatangkan hewannya ke
tempat tersebut untuk diborei. Tradisi ini hanya diadakan tiap hari Jumat Pahing
saja, karena terkait dengan peresmian penggunaannya masjid Jami‟ Wali Limbung
yang jatuh pada suatu hari Jumat Pahing.
Dalam penelitian ini teori yang digunakan adalah teori fungsionalisme
yang dikemukakan oleh Malinowski (1884-1942). Teori ini menjelaskan bahwa
semua unsur kebudayaan itu akan bermanfaat bagi masyarakat setempat, karena
fungsi dari satu unsur budaya adalah untuk memenuhi beberapa kebutuhan
masyarakat itu sendiri. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
antropologi.
Studi ini akan menghasilkan temuan, yaitu yang pertama adalah latar
belakang munculnya tradisi. Yang kedua, prosesi kegiatan tradisi Jumat Pahingan
adalah ritual di makam Wali Limbung dan kegiatan di pasar Jangglengan yang
dilakukan perseorangan atau perkelompok. Yang ketiga, tradisi Jumat Pahing ini
memiliki nilai dan fungsi tersendiri bagi masyarakat pendukungnya. Hal tersebut
terungkap dalam nilai-nilai dan fungsi yang terkandung di dalamnya sehingga
tradisi tersebut masih lestari hingga kini.