DETAIL DOCUMENT
Pengembangan Lingkungan Hidup dalam Masyarakat : Kasus Pondok Pesantren an-Nuqayah dalam Menumbuhkan Kesadaran Lingkungan di Guluk-guluk Sumenep Madura
Total View This Week0
Institusion
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Author
Drs. M. Bahri Ghazali, M.A, 87077
Subject
Ilmu Agama Islam 
Datestamp
2023-12-19 21:32:50 
Abstract :
Disertasi ini merupakan studi yang diangkat dari kajian tentang kasus Pondok Pesantren dalam menangani masalah lingkungan dan pengembangan masyarakatnya. Permasalahan yang muncul dalam studi ini adalah tentang faktor-faktor apakah yang menyebabkan keberhasilan Pondok Pesantren an-Nuqayah dalam menumbuhkan kesadaran lingkungan di Guluk-guluk Sumenep Madura. Kajian ini digarap dengan operasionalisasi metodologi dalam urutan : eksplanasi sebagai strategi, diskriptif fenomenologi sebagai analisis, disiplin keagamaan dan kependidikan sebagai pendekatan, dan datanya terkumpul dengan metode interaktif dan non interaktif melalui teknik snowball sampling dan acak. Dengan strategi menjelaskan (eksplanasi) teori tentang lingkungan hidup dan Pondok Pesantren terungkap tentang posisi Pondok Pesantren an-Nuqayah dalam menumbuhkan kesadaran lingkungan. Dari langkah di atas dapat dipahami bahwa Pondok Pesantren an-Nuqayah merupakan pondok pesantren komprehensif, yang tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional dan bersifat adaptatif terhadap usaha modernisasi. Hal ini tergambar dari sistem pendidikan dan pengajarannya yang menekankan upaya integratif. Integrasi kurikulum lokal dan nasional menggambarkan pada pengajaran lama dan baru integrasi metode tradisional dan modern yang mencerminkan sistem pendidikan pesantren dan sekolah. Dan yang paling penting di sini adalah berjalannya secara utuh pendidikan intra pesantren dan ekstra pesantren (masyarakat). Dengan menggunakan analisis deskriptif fenomenologik yang ditempuh melalui langkah-langkah deskripsi, klasifikasi, dan interpretasi serta ekstrapolasi terungkap fakta sejarah bahwa pengembangan lingkungan di Guluk-guluk yang merupakan desa lokasi an-Nuqayah berada telah dimulai dan dipelopori oleh kyai-kyai peride ketiga sejak berdirinya Pondok Pesantren an- Nuqayah. Pondok Pesantren an-Nuqayah didirikan pada tahun 1887 (abad ke 19) oleh Kyai Haji Moh. Syarqowi. Yang dimaksud periode ketiga dari kepemimpinan an-Nuqayah ini adalah pengasuh pondok yang ketiga dari Kyai Syarkowi, yakni periode kepemimpinan Kyai Muhammad Ilyas dan Kyai Abdullah Sajjad (putra Kyai Moh. Syarkowi). Periode kepemimpinan kedua kyai di atas dikategorikan sebagai fase perkembangan awal yang ditandai dengan mulai terlihatnya perkembangan baik dalam arti fisik maupun non fisik ( sistem pendidikan dan sosial keagamaan) nya yang perlu dicatat adalah adanya gerakan penghijauan sebagai pertanda dimulainya pengembangan lingkungan secara fisik, sekalipun dalam pengertian terbatas khususnya di bidang pondok pesantren. Pengembangan dalam pengertian non material atau manusianya telah dirintis sejak Kyai Moh. Syarkowi masih hidup melalui kegiatan pengajian dengan fokus mental spiritualnya, dan sasaran utamanya agar kepatuhan masyarakat terhadap agamanya lebih nampak secara realistik. Pengembangan lingkungan hidup lebih konkrit dilaksanakan pada periode kepemimpinan, kelompok kyai yang utama sekali diprakarsai Kyai Abdul Basits, AS. Pertimbangan yang diambil adalah pendidikan intra pesantren yang condong lebih dominan dan pendidikan formalnya dianggap sudah memadai. Sedang masyarakat dengan lingkungan hidup memerlukan pengembangan yang serius. Tujuannya agar masyarakat sadar akan arti lingkungan hidup bagi kehidupan dan mampu mengatasi persoalannya dengan kemampuan diri dan potensi lingkungan yang dimiliki. Pola pengembangan lingkungan hidup yang digunakan oleh Pondok Pesantren an-Nuqayah adalah keteladanan dan partisipasif, dengan operasionalisasi para kyai, ustadz dan santri bergerak dalam kegiatan iti sesuai kemampuannya masing-masing dengan melibatkan seluruh anggota masyarakat. Jenis lingkungan yang digarap meliputi unsur lingkungan yang ada sebagaimana disebutkan dalam teori-teori lingkungan yakni : lingkungan fisik, lingkungan hayati dan lingkungan sosial budaya. a. Lingkungan fisik Wujud pengembangan lingkungan fisik ini adalah difokuskan kepada masalah air yang menjadi problem lingkungan yang paling parah bagi masyarakat. Gerakan yang dilakukan adalah pencarian sumber-sumber air dan penyalurannya melalui gerakan pipanisasi. b. Lingkungan hayati Realisasi dari pengembangan lingkungan hayati adalah berwujud gerakan penghijauan, terutama sekali sekali dalam bentuk kegiatan warung hidup dan apotik hidup untuk pekarangan rumah tangga. Sedang di pinggir jalan telah diadakan penghijauan dalam wujud penanaman pohon-pohon seperti alkasia, lamtoro gong dan sebagainya. Kemudian juga tidak ketinggalan hutan-hutan gundul dengan penanaman pohon jati. Di samping itu pada perkembangan terakhir dari kegiatan pengelolaan lingkungan ini dikembangkan pula kegiatan perkebunan, sawah, kebun tembakau. Di sisi lain juga kegiatan peternakan ayam, kambing dan sapi, serta perikanan ikan dan mujair. c. Lingkungan sosial budaya Wujud nyata dari kegiatan difokuskan kepada peningkatan sumber daya manusia (SDM) nya yang mengarah kepada: 1. Meningkatkan kualitas mental spiritual (masalah moral) nya. Bentuk 
Institution Info

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga