Institusion
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Author
MAULANA AZIZ, NIM. 11230012
Subject
Pengembangan Masyarakat Islam
Datestamp
2015-07-15 01:58:56
Abstract :
Di berbagai belahan dunia dapat terjadi krisis ekonomi, seperti halnya
kenaikan harga minyak mentah yang sangat tinggi di pasar internasional,
penurunan produksi pada kuantitas secara mendadak seperti pada sektor pertanian
yang disebabkan oleh gagal panen dan sebagainya. Karena adanya permasalahan
tersebut, maka menjadikan banyak negara melakukan usaha bisnis, di mana salah
satunya adalah bisnis pariwisata, hal tersebut juga dilakukan oleh Negara
Indonesia. Bisnis pariwisata dapat dijadikan sebagai media untuk melakukan
pengembangan masyarakat. Pengembangan masyarakat harus dapat membantu
masyarakat yang kurang berdaya, yakni salah satunya adalah masyarakat desa.
Kawasan pedesaan, dapat menjadi tempat wisata, yaitu berupa desa wisata,
dengan adanya potensi desa wisata tersebut, maka dapat dimanfaatkan untuk
media dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat. Pengembangan masyarakat
melalui desa wisata sudah dilakukan di D.I.Y, Kab. Sleman, Kec. Mlati, Kel.
Tirtoadi, Dusun Ketingan. Di mana sekarang (2015) dusun tersebut telah menjadi
kawasan Desa Wisata Fauna Ketingan.
Rumusan masalah penelitian ini adalah, pertama, bagaimana tahapan
pengembangan masyarakat melalui desa wisata di Dusun Ketingan, Kel. Tirtoadi,
Kec. Mlati, Kab. Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kedua, bagaimana
kendala dalam pengembangan masyarakat melalui desa wisata di Dusun Ketingan,
Kel. Tirtoadi, Kec. Mlati, Kab. Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tujuan
dalam penelitian ini adalah pertama, mendeskripsikan tahapan pengembangan
masyarakat melalui desa wisata di Dusun Ketingan, Kel. Tirtoadi, Kec. Mlati,
Kab. Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kedua, mengkaji kendala dalam
pengembangan masyarakat melalui desa wisata di Dusun Ketingan, Kel. Tirtoadi,
Kec. Mlati, Kab. Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Pendekatan penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan
data adalah wawancara bebas dan terpimpin dengan jumlah informan 10 orang,
observasi non partisipan dan selanjutnya dokumentasi. Metode penentuan
informan menggunakan metode snow ball (bola salju).
Hasil penelitian menunjukan bahwa, pertama, tahapan pengembangan
masyarakat melalui desa wisata meliputi tahap penyadaran masyarakat, tahap
pembinaan dan penataan masyarakat, yakni meliputi pengorganisasian
masyarakat, pendayagunaan potensi, penyusunan rancangan tindakan, pendidikan
dan pelatihan, pelaksanaan program dan evaluasi, dan yang terakhir adalah tahap
kemandirian masyarakat. Kedua, kendala pengembangan masyarakat melalui
desa wisata meliputi persepsi, ketergantungan dan kelompok kepentingan.