Abstract :
Setiap proses pendidikan merupakan fenomena empiris yang di
dalamnya sarat dengan muatan nilai. Proses pendidikan merupakan
sarana yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai moral kepada peserta
didik. Pada umumnya, setiap guru dan orang tua mengetahui dengan
baik pentingnya nilai-nilai moral bagi siswa atau anak, tetapi
kebanyakan mereka belum mengetahui cara menanamkan dan atau
mengembangkannya kepada siswa atau anak. Kesenjangan itu salah
satunya dapat diatasi dengan sistem boarding school.
Pennasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (i)
mengapa nilai-nilai moral dijadikan prinsip dasar pendidikan di SMP
Islam Terpadu Abu Bakar Yogyakarta, (ii) nilai-nilai apa saja yang
ditanamkan dan dikembangkan di sekolah tersebut dan bagaimana
pelaksanaannya, dan (iii) bagaimana kesesuaian sistem barding school
untuk pendidikan nilai?
Penelitian ini dilakukan dan dirancang sesuai dengan prinsipprinsip
field research dengan menggunakan pendekatan naturalistik.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini objek penelitian ditempatkan
dalam suatu konstruk ganda dan dilihat dalam konteks natural secara
holistik. Dalam penelitian ini, narasumber ditentukan secara snowball
dan purposive. Untuk pemahaman makna digunakan cara kerja/ol/ow
your nose. Data dikumpulkan dengan teknik indepth interview,
observasi, dialog, dan dokumentasi. Berbagai teknik itu digunakan agar
dapat dilakukan check dan recheck data, sehingga diperoleh data yang
reliabel. Di sarnping itu, perpanjangan waktu pengumpulan data
dilakukan untuk mendapatkan infonnasi yang lebih meyakinkan,
terutama terhadap sejumlah data yang masih meragukan. Ketekunan
observasi, pemerik.saan sejawat melalui diskusi, dan member check
juga ditempuh sebagai langkah trianggulasi. Data yang diperoleh
melalui berbagai teknik pengumpulan data itu kemudian diikuti tahapan
deskripsi, reduksi, dan seleksi. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut.
Pertama, SMP Islam Terpadu Abu Bakar menempatkan nilai sebagai
prinsip dasar pendidikan karena sekolah mengutamakan pembinaan
karakter (akhlak) para siswa, memprioritaskan prestasi akademik, dan
mengembangkan keterampilan siswa sesuai minat dan bakat. Prinsip
dasar pendidikan itu tersurat pada visi, misi, dan tujuan yang diembannya.
Kedua, nilai-nilai moral yang ditanamkan dan dikembangkan
dalam diri siswa di sekolah itu ialah nilai yang terkandung di dalam
buku panduan yang secara teoretis terdapat 67 nilai moral yang
diintegrasikan ke dalam kegiatan kurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler di sekolah, asrama, dan lingkungan. Secara praktis ada
40 nilai moral yang dilakukan siswa dalam kehidupan sehari-hari di
sekolah. Ketiga, pola pendidikan nilai yang dilakukan di sekolah sesuai
dengan konsep dasar pendidikan nilai yang dikonstruksikan di dalam
kajian ini. Konsep dasar pendidikan nilai meliputi: tujuan pendidikan
nilai, landasan, pendekatan, strategi dan cara siswa memperoleh nilai
dan kesadaran nilai. Pola pendidikan nilai yang dikembangkan di
sekolah meliputi enam komponen: (i) panduan pendidikan nilai moral,
(ii) kurikulum pendidikan nilai secara integratif (iii) materi spesifik
pendidikan nilai, (iv) prinsip-prinsip pendidikan nilai moral, (v)
latihan-latihan pengamalan nilai moral dan pembentukan akhlA.k, dan
(vi) transformasi batin. Keempat, irnplementasi teoretis dan praktis
pendidikan nilai, sebagai temuan penelitian, meliputi hal-hal sebagai
berikut: (J) secara teoretis komponen panduan pendidikan dan analisis
nilai moral mencakup landasan dan tujuan pendidikan nilai, sedangkan
secara praktis nilai-nilai moral yang ditanamkan dan dikembangkan
kepada siswa didasarkan pada nilai-nilai moral yang terkandung di
dalam buku panduan dan disesuaikan dengan visi, misi, dan tujuan
serta landasan pendidikan nilai, (2) secara teoretis komponen prinsipprinsip
etika pendidikan nilai mencakup pendekatan pendidikan nilai,
sedangkan secara praktis pendidikan nilai dilaksanakan melalui
keteladanan, pembimbingan, pemberian bantuan, pengembangan, dan
pembuatan keputusan moral, (3) secara teoretis komponen latihanlatihan
pengamalan nilai dan pembentukan akhlak serta transformasi
batin mencakup dinami.ka identifikasi dan intemalisasi pendidikan
nilai, sedangkan secara praktis pendidikan nilai diwujudkan dalam
aktivitas riil seperti ~alat berjamaah, doa, iikir ma 'swat bersama, apel
malam (mufwsabah), malam bina iman dan takwa, dan • (4) secara
teoretis komponen kurikulum dan materi mencakup strategi, metode,
dan teknik: serta cara memperoleh nilai, sedangkan secara praktis
pendidikan nilai dapat dipilih dan diprogramkan sesuai dengan out put
dan out come yang diharapkan dan diidealkan lembaga pendidikan
tersebut. Kelima, penyelenggaraan pendidikan dengan sistem boarding
school sesuai untuk melaksanakan pendidikan nilai dalarn hal sebagai
berikut: (i) kelembagaan boarding sc