Institusion
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Author
FAJAR ARUM KHASANAH, NIM. 11370005
Subject
Jinayah Siyasah
Datestamp
2015-08-11 01:42:50
Abstract :
PPP konsisten memperjuangkan syari’at Islam dalam ikhtiyar membangun
bangsa Indonesia. Realitas bahwa mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam,
menjadi penganut makna ideologis perjuangan politik PPP. Secara umum partai
berideologi islam berlambangkan ka’bah di sini mempunyai visi misi dan prinsip
keislaman yang kuat. Pragmatisme politik PPP jelas tidak lepas dari motif politik
kekuasaan. langkah pragmatis menghasilkan prestasi politik yang belum pernah di
raih PPP dalam sejarah PPP memiliki basis pengalaman empiris bahwa
pragmatisme politik yang dilakukan justru menghantarkannya meraih tujuan
pokok berpolitik, meraih kesuksesan. Itulah mengapa fase ini disebut sebagai fase
pragmatis. Pada satu sisi, kembalinya PPP ke asas Islam dan lambang ka’bah
menunjukkan suatu langkah ideologis. Akan tetapi langkah ini, tidak seperti
sikap-sikap ideologis fase pertama tidak mendasar pada nilai Islam, namun lebih
pada kepentingan politik kekuasaan. Namun keadaan dan realita yang ada sendisendi
islam saat ini sudah sedikit di kedepankan, tergeser dengan adanya
pragmatisme politik yang di lakukan dalam pemilihan calon legislatif. Oleh
karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian partai PPP di daerah ibu
kota Yogyakarta ini sebagai sample penelitian. Dalam hal ini penulis menitik
beratkan pada faktor yang mempengaruhi mereka dalam melakukan rekrutmen
politik, serta bagaimana pandangan hukum islam terhadap adanya calon
pemimpin non muslim yang beranggotakan muslim.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara rekrutmen caleg PPP. Jenis
data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data
yang dilakukan adalah dengan penelitian lapangan, pengumpulan data melalui
literatur, dokumen dan lain sebagainya. Dengan Penelitian ini dilengkapi pula
data lapangan berupa hasil wawancara kepada para pengurus partai.
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengambil rujukan
DPP PPP di DIY, para pengurus partai PPP DIY berpendapat jika islam dan
pragmatisme politik sudah memiliki kedudukan yang sama dalam melakukan
rekrutmen politik. Hal ini menjadikan keislaman sedikit tergeserkan dengan
pragmatisme yang ada, karena adanya pragmatisme yang sudah memiliki
kedudukan hampir sama dengan islam, hal ini terlihat dalam pragmatisme politik
dalam rekrutmen seperti pemilu di papua terdapat caleg non muslim dan pemilu di
DIY terdapat caleg yang mempunyai kasus hukum, di sini keislaman tidak
menjadi sendi utama. Jadi para anggota yang ada dalam partai tidak semuanya
memiliki keislaman yang kuat untuk dijadikan dasar sebagai panutan bagi para
aggotanya.