Institusion
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Author
AKHMAD NASIR, S.Pd.I., 1320411145
Subject
Pendidikan Islam (Pesantren)
Datestamp
2015-10-23 00:47:49
Abstract :
Tidak menjadi rahasia lagi bahwa tempat hiburan malam semacam cafe atau
club adalah tempat yang cenderung memiliki citra negatif karena diantara kegiatan
yang ada di dalamnya adalah dugem, foya-foya, mabuk-mabukan, bahkan transaksi
seks dan narkoba juga terjadi di sana. Para karyawan yang bekerja di tempat ini
seperti Ladies Companion (LC), Server, dancer, dan lainnya sangat sulit untuk tidak
bersinggungan dengan alkohol dan dunia gemerlap atau dugem. Meskipun demikian
mereka tetap membutukan siraman rohani atau pendidikan tentang nilai-nilai
keislaman sebagai penyeimbang kehidupan mereka. Karena kondisi mereka yang
demikian, maka diperlukan strategi khusus dalam mengajarkan agama kepada
mereka.
Beberapa teori yang berbicara mengenai strategi penanaman nilai,
dianataranya sebagaimana yang diungkapkan oleh Noeng Muhajir yang meliputi
strategi tradisional, strategi bebas, strategi reflektif dan strategi transinternal.
Berikutnya stratergi penanaman nilai-nilai menurut Islam yang disarikan oleh Prof.
Abdurrahman Assegaf menjadi enam poin diantaranya adalah Strategi praktis
(‘amaliyah), Strategi memerintahkan perbuatan baik dan mencegah perbuatan buruk
(amar ma’ruf nahi munkar,) Strategi nasehat dan hikmah (naṣīhah wa al-hikmah),
Strategi narasi, (qiṣṣah), Strategi teladan yang baik (uswah khasanah) dan Strategi
khiwÄr atau dialog. Strategi seringkali berkaitan dengan manajemen sehingga
analisis SWOT yaitu kekuatan (strenght), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) juga diperlukan sebelum melakukan tindakan.
Penelitian yang penulis lakukan adalah mengenai strategi penanaman nilai
keislaman ditempat hiburan malam yaitu Boshe VVIP Club, Terrace Cafe dan Liquid
Club yang dilakukan oleh Ustad Mifta’im An’am dalam bentuk pengajian rutin dua
minggu sekali. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian
kualitatif dengan observasi, dokumentasi serta interview sebagai metode
pengumpulan data. Setelah melakukan analisa data peneliti dapat menyimpulkan
bahwa pengajian di tempat hiburan malam ini terlaksana karena usaha Ustad Miftaim
An’am melobi manajer tempat hiburan malam sehingga di tempat usahanya mau
menyelenggarakan pengajian. Namun ada juga manajer yang memang sengaja
meminta Beliau mengisi pengajian. Diantara strategi yang digunakan dalam proses
penanaman nilai-nilai keislaman melalui pengajian ini adalah dengan membangun
hubungan yang baik dengan pemilik cafe atau club, memahami karakteristik jamaah
pengajian, memilih materi pengajian yang tepat dan sesuai dengan kondisi mereka,
strategi narasi atau kisah yaitu menyampaikan pesan-pesan agama melalui cerita, dan
dengan memberikan keteladanan atau contoh berupa menjalankan ibadah shalat dan
menginfakkan harta di jalan Allah. Diantara dampak pengajian ini adalah ada
beberapa karyawan yang akhirnya keluar dari tempat hiburan malam, meskipun tidak
sedikit yang akhirnya kembali lagi karena alasan ekonomi. Faktor pendukungnya
yaitu adanya hubungan baik dengan manajer cafe atau club sehingga pengajian bisa
berlangsung, sedangkan faktor penghambatnya adalah jarang ada Ustad yang mau
dan bisa diajak kerjasama membina anak-anak karyawan tempat hiburan malam.