Abstract :
Perbuatan Tuhan ini mernpakan suatu persoalan kalam yang telah menjadi
bahan perdebatan diantara aliran-aliran kalam. Tidak hanya perbuatan Tuhan
saja, tetapi perbuatan manusia juga merupakan suatu persoalan yang tidak kalah
penting untuk diperdebatkan diantara para aliran kalam. Karena diantara
perbuatan-perbuatan tersebut ada suatu keterkaitan, bahwa perbuatan manusia
merupakan titik kesinambungan dari perbuatan Tuhan. Dalam mempelajari
perbua.1tan Tuhan ini sangat perlu sekali, karena manusia mempunyai kemauan
untuk mengetahui segala yang ada di alam ini.Sebab manusia diciptakan Tuhan
dengan dibekali akal, daya, kemauan, dan kebebasan. Tetapi semua itu diciptakan
Tuhnn 3orbn torbntn3. Untuk itu oo.nga.t perlu t;ekali memp01ajari perb~tlm Tuhwi.
agar manusia dapat mengetahui atau merasakan hikmah, serta rahasia keindahan
yang tersimpan di alam raya ini.
Untuk itu bisa di rumuskan agar manusia bisa mengetahui atau merasakan
hikmah yang tersimpan di alam ini dengan tiga persoalan, antara lain:
pandangan Muhammad Abduh tentang perbuatan Tuhan, bagaimana pandangan
Muhammad Abduh tentang keadilan Tuhan dan keterkaitan antara perbuatan
Tuhan dengan perbuatan manusia, serta bagaimana pandangan Muhammad Abduh
tentang kebijaksanaan Tuhan dan kesinambungan antara perbuatan Tuhan dengan
perbuatan manusia Dengan tujuan agar manusia bisa mengetahui bagaimana
Muhammad Abduh mengurrikan masalah perbuatan, keadilan, dan kebijaksanaan
Tuhan, serta keterkaitan antara perbuaUlll Tuhan dengan perbuatan manusia.
Karena persoalan ini termasuk penelitian pustaka, yang obyeknya bukubuku
kepustakaan dan literatur-literatur lainnya. Untuk menyelesaikan persoalan
tersebut, dapat digunakan metodologi deskriptif. untuk memberikan gambaran
yang konseptual mengenai pandangan Muhammad Abduh tentang perbuatan
Tuhan. Kemudian interpretasi, yang tujuannya untuk menangkap arti dan nuansa
yang di maksudkan tokoh secara khas. Lalu dianalisis, agar dapat menjadi acuan
serta bisa menjadi bahan penunjang dan pelengkap dalam penelitian ini.
Muhammad Abduh dalam hal perbuatan itu lebih dekat dengan
pendapatnya Qadariyah yang memandang manusia sebagai makhluk yang
mempunyai kebebasan dalam memilih dan mewujudkan perbuatannya, tetapi juga
memakai pendapatnya jabariyah, yang memandang perbuatan itu diciptakan
Tuhan dalan diri manusia dengan kemauan dan kehendak mutlak Tuhan dalam
menciptakan perbuatan tersebut dengan kekuasaan-Nya yang tidak terbatas.Untuk
mengetahui perbuatan Tuhan, manusia dibekali Tuhan yang dapat digunakan
dengan bebas, yaitu akal, kemauan, dan daya.Dengan demikian Muhammad
Abduh mempunyai kecenderungan untuk mmahami dan meninjau alam ini bukan
hanya dari kehendak mutlak Tuhan, tetapi juga dari segi pandangan dan
kepentingan manusia. la berpendapat bahwa alam ini diciptakan untuk manusia
dan tidak ada satupun ciptaan Tuhan yang tidak bermanfaat bagi manusia Akan
tetapi dalam hal perbuatan Tuhan, Muhammad Abduh Lebih dekat dengan pendapatnya aliran Mu'tazilah dalam mengatakan bahwa wajib bagi Tuhan untuk
berbuat apa yang terbaik bagi manusia.