Institusion
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Author
Khairul Fikri, NIM.: 19205032062
Subject
Ilmu Alqur’an dan Tafsir
Datestamp
2022-11-22 03:09:57
Abstract :
Al-Qur'an tidak menjelaskan secara eksplisit dan teknis tentang konsep
kenegaraan, namun meletakkan hal yang prinsipil agar dijadikan pedoman dalam
proses penyelenggaraan negara. Di antara ayat yang mengandung pedoman
terkait hidup bernegara adalah ayat-ayat kisah Nabi Sulaiman Q.S. Al-Naml
[27]: 17-44. Pengelolaan pemerintahan yang diceritakan dalam kisah Nabi
Sulaiman menunjukkan pembagian peran antara berbagai unsur atau lembaga.
Pengelolaan semacam ini disebut sebagai pengelolaan pemerintahan yang baik
(good governance). Sejauh ini kajian yang berkaitan dengan konsep good
governance yang dirujuk kepada ayat-ayat al-Qur'an hanya bermuara kepada
prinsip-prinsip dalam kepemimpinan. Padahal cakupan dari good governance
tersebut lebih luas daripada itu. Kata ?governance? tidak hanya melibatkan
pemerintah sebagai pemimpin dan pemegang kekuasaan, namun juga peran dari
berbagai unsur atau lembaga diluar pemerintah. Kelembagaan ini menjadi
penting karena merupakan instrumen (wasilah) yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikan prinsip-prinsip bernegara yang telah dijelaskan dalam al-
Qur'an.
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research). Metode yang
digunakan adalah deskriptif-interpretatif. Untuk menggali kelembagaan good
governance yang terkandung di dalam kisah Nabi Sulaiman, penelitian ini akan
menggunakan pendekatan tafsir maqasidi agar diperoleh maqasid yang ada
dibalik teks. Tafsir maqasidi yang digunakan adalah metodologi yang telah
dirumuskan oleh Abdul Mustaqim.
Hasil penelitian ini yaitu, pertama, ditemukan sepuluh bentuk tata kelola
pemerintahan dalam kisah Nabi Sulaiman Q.S. Al-Naml [27]: 17-44 yaitu
melakukan pengorganisasian yang baik, memiliki kepekaan sosial yang tinggi,
tegas dan demokratis, melakukan verifikasi dan investigasi, memanfaatkan SDA
dan SDM, menunjuk staff ahli, menjadi pemimpin yang diplomatis,
mengedepankan asas musyawarah, amanah dan berintegritas, menjadi sosok
pemimpin rabbani. Kedua, kelembagaan good governance dalam kisah Nabi
Sulaiman terdiri atas tiga unsur, yaitu pemerintah (Nabi Sulaiman), masyarakat
(manusia, jin, dan burung), dan sektor swasta (jin). Ketiga, Indonesia telah
mengupayakan penerapan good governance dalam sistem pemerintahannya,
namun dalam prosesnya masih menyisakan kekurangan. Prinsip-prinsip dan
kelembagaan good governance belum dapat diaplikasikan secara maksimal. Oleh
sebab itu, penting untuk meneladani tata kelola pemerintahan Nabi Sulaiman
yang telah mencerminkan good governance seperti penanaman nilai-nilai
spiritual ke seluruh unsur pemerintahan, baik itu pemerintah, masyarakat, dan
sektor swasta. Selain itu, Indonesia sebagai negara demokrasi perlu menerapkan
kelembagaan good governance yang berperan secara seimbang dan saling
mempengaruhi dalam relasi yang sinergis dan fungsional.