Institusion
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Author
Thoriqotul Faizah, NIM.: 21205032010
Subject
Ilmu Alqur’an dan Tafsir
Datestamp
2024-02-21 04:01:19
Abstract :
Keputusan a?-?abari untuk menciptakan tafsir dengan memberikan penekanan pada
riwayat berdampak pada ragam interpretasi dan kelimpahan pandangan dalam
penafsiran al-Qur?an. Kelengkapan sanad yang dijelaskan dalam setiap riwayatnya
menjadikan J?mi? al-Bay?n diakui sebagai standar tafsir bi al-ma???r hingga masa
berikutnya. Meskipun demikian, Walid A. Saleh mengritik bahwa klaim tentang
keagungan J?mi? al-Bay?n dianggap berlebihan. Ia berpendapat bahwa penafsiran
dan penyampaian riwayat oleh a?-?abar? dalam J?mi? al-Bay?n tidak sepenuhnya
komprehensif, dan ada tafsir lain yang dianggap setara atau bahkan lebih lengkap
dalam beberapa penjelasannya, seperti Ta?w?l?t al-Qur??n karya al-Maturidi.
Pernyataan Saleh ini didasarkan pada dugaan bahwa a?-?abar? bersikap terlalu
fanatik terhadap pandangan Sunni sehingga menolak dengan tidak mencantumkan
riwayat-riwayat lain yang tidak mendukung perspektifnya.
Penelitian ini termasuk studi kepustakaan (library research) dengan pendekatan
kualitatif. Sumber data primer yang digunakan adalah Kitab J?mi? al-Bay?n karya
a?-?abar?. Sedangkan di antara beberapa data sekunder dalam penelitian ini adalah
buku-buku maupun artikel yang membahas dinamika penafsiran a?-?abar?, riwayat
hidupnya, termasuk literatur sejarah Islam pada masa a?-?abar?. Data penelitian
dianalisis mengikuti tiga tahapan analisis Huberman, yakni reduksi, penyajian, dan
verifikasi data, yang kemudian dianalisis menggunakan teori Arkeologi
Pengetahuan Michel Foucault.
Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa dalam merangkai karya tafsirnya, a?-
?abar? berupaya menghasilkan interpretasi yang berbeda dari yang telah ada
sebelumnya, terutama dengan tidak mencantumkan riwayat dari tokoh yang
tertolak kredibilitasnya, menghindari bid'ah, opini pribadi, kepentingan golongan,
dan tendensi kebohongan. Jika dilihat secara lebih luas, upaya tersebut didasari oleh
kompleksitas dunia ilmiah Daulah Abbasiyah pada masa hidupnya. Perkembangan
yang terjadi saat itu mendorong a?-?abar? untuk mengambil suatu pendekatan
dengan memberikan penekanan pada sumber-sumber otentik sebagai dasar untuk
menafsirkan al-Qur?an, sambil menjauhi pendekatan berbasis ra?y yang
dianggapnya berpotensi untuk dimanipulasi.