Institusion
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Author
Ahmad Nurdin Kholili, NIM. 99533085
Subject
Tafsir Hadist
Datestamp
2016-10-06 04:07:54
Abstract :
Dalam al-Quran kata nuskh dala~n berbagai bentuknya ditemukan sebanyak
empat kali, yaitu dalam QS. 2: 106, 7: 154, 22: 52 dan 49: 29. Yang masing-masing
dapat diartikan menghapus, mernbatalkan, mengganti dan memindahkan. Dalaln
perkembangannya ayat-ayat diatas dipergunakan sebagian ulama untuk meratifikasi
eksistensi nas1k11-rnansuklz dalarn al-Quran.
Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana pandangan
orientalis - dalaln ha1 ini Richard Bell - mengenai naskh al-Quran ini ?. Dan
bagaitnana latar belakang pendapatnya itu ? serta bagaitnana metode pendekatan
yang digunakannya dalarn kajian naskh al-Q~ranin l?
Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pandangan
Richard Bell mengenai naskh al-Quran, dan mengetahui latar belakang pendapatnya
serta untuk mengetahui metodologi pendekatan yang digunakan dia.
Penelitian ini dilakukan dengan cara menelaali buku-buku yang berhubungan
dengan permasalahan yang dibahas, baik sumber primer, yaitu Hell ~nfroductiorzt o
itze Qurun maupun dari sumber sekundernya. Penelitian ini dilakukan dengan
mengemukakan latar belakang pendapat Bell, tnetodologi pendekatan dan pendapat
lengkap dia mengenai arti dan bukti-bukti naskh al-Quran dari buku tersebut.
Kemudian mengemukakan analisis terhadap pendapatnya itu baik lnengenai
metodologi, otentisitas ataupun kredibilitas keilmuan pendapat-pendapatnya itu.
Orientalis ini secara eksplisit mengakui naskh al-Quran dalam arti
pembatalan, penghapusan dan penggantian ayat terdahulu dengan ayat kemudian.
Hanya keinudian Bell mengelaborasinya menjadi arti revrsl (perhaikan), koreksi
serta /umbulzun suatu ayat terhadap ayat sebelumnya. Ti tik kunci pengelaborasiannya
terletak pada latar belakang pendapatnya yaitu yang meinandang kegandaan sutnber
al-Quran yaitu Allah dan Muhammad. Dan Muhammad secara konstan rnelakukan
petevisian al-Quran walau atas inisiatif Tuhan, latar belakang pemikirannya in1
menjadi dasar untuk membuktikan bahwa revisi al-Quran memang tet-jadi, yang salah
satunya melalui naskh al-Quran ini. Bagi Richard Bell, arti naskh sama dengan revisi
yang mempunyai dua titik kesamaan yaitu heru/ungn.yu turun uyut-yyut a/-Qurun
dun tujuan yang satnu ,vuitu proses perhulkan kun(AungLcn uyut.
Pendekatan yang digunakan Bell dalam kaiia~ naskh al-Quran ini adalah
selain pendekatan historis, juga inelalui pendekatan filologi yang bertendensi pada
penelitian sastra, bahasa dan teks al-Quran, Dalam kaj i an naskh al -Quran pendekatan
historis, secara umum dipergunakan oleh berbagai kalangan, baik muslim maupun
non muslim. Dan dengan pendekatan filologis yang dipergunakannya ini, - terlepas
dari benar atau tidaknya - konsep naskh yang diajukannya seakan-akan asing dan
baru.
Latar belakang pendapatnya ini, sedikit banyak dipengaruhi oleh situasi
politik dunia saat itu dan kecendrungan umum para orientalis yang berada dalam
suasana imperialisme. Selebihnya rivalitas rdeologi Richard Bell yang dibawa ke
dalam kajian ketitnuran, cenderung inendistorsi keobyektt vi tasan pandangannya