Institusion
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Author
Alif Arnari, NIM. 99522852
Subject
Perbandingan Agama
Datestamp
2016-10-10 01:19:31
Abstract :
Fenomena kekerasan dalam berbagai sektor kehidupan manusia dewasa ini
tampaknya semakin berkembang dan ironisnya, semakin menampakkan dirinya
sebagai ciri masyarakat modern. Bahkan di awal abad ke- 21 kekerasan
menyelinap ke dalam "kebijaksanaan" berbagai institusi kemasyarakatan yang
mengatasnamakan agama. Fenomena ini berkembang seiring dengan merosotnya
nilai-nilai keimanan dan kemanusiaan dalam kehidupan sosial masyarakat.
Sejarah perjalanan manusia sejak abad pertengahan, zaman Renaisans
(pencerahan) sampai memasuki zaman modern sekarang ini merupakan simbol
baru peradaban modem Barat. Renaisans telah melahirkan alam pikiran baru yang
tidak jarang berfungsi sebagai "agama" baru di Barat, yakni humanisme, yang
menjadi desain baru peradaban modern sebagai pengganti dan sekaligus antitesis
terhadap theosentrisme. Maka lahirlah alam pikiran baru tentang kebebasan,
persamaan, dan wawasan humanisme yang kemudian Barat menjadi kiblat
peradaban modern dalarn segala aspek kehidupan yang akhirnya melahirkan
sekularisme, yaitu pandangan Bnrat yang sehlaristik terhadap humanisme, bahwa
manusia merupakan pusat segalanya (antroposentrisme).
Dalam humanisme sebagai gerakan, seolah-olah pikiran diarahkan kepada
gerakai humanistik yang muncul pada abad ke-14 di Barat. Gerakan ini bertujuan
membanglutkan kembali pendidikan humanitas yang pernah dialami manusia
pada zaman klasik. Humanisme secara etimologis mengandung suatu keinginan
untuk menemukan sumber alami manusia, mendorong manusia untuk menentukan
pilihannya sendiri, serta menjaga hubungan antara manusia yang manusiawi.
Yang selama ini terkikis oleh modernisasi dan sekularisasi yang mengakibatkan
dehumanisasi muncul dalam kehidupan manusia.
Pembahasan humanisme ini, peneliti sengaja mengambil dan membahas
humanisme dari perspektif Islam, melalui pemikiran Dr. Ali Syari'ati, Sosiolog
Islam kelahiran Iran, sebagai upaya mencari gagasan dan konsep Ali Syari'ati
tentang humanisme serta implikasi pemikiran humanisme Ali Syari'ati terhadap
keautentikan masyarakat muslim. Penelitian ini bersifat analisis deskriptif dan
reflektif, yang berusaha memaparkan gagasan Ali Syari'ati tentang humanisme
secara komprehensif dan sistematis yang berusaha menganalisis kembali
pemikiran Ali Syari'ati tentang humanisme, serta implikasi pemikirannya yang
dikembangkan.
Dasar humanisme Ali Syari'ati bersumber pada agama, serta respon dari
ekstrirnnya tradisi humanistik modern, yaitu penghargaan yang berlebihan
terhadap manusia di satu sisi, dan sikap apatis terhadap kehidupan alam di sisi
lain. Humanisme yang dikembangkan Ali Syari'ati mempunyai nilai-nilai yang
implikasinya nampak pada sikap masyarakat yang baru dan autentik, yaitu
masyarakat yang kritis terhadap berkembangnya modernisasi dan globalisasi,
bukan lagi sebagai masyarakat konsumerisme. Serta adanya kepekaan terhadap
realitas sosial yang selama ini menjadi problem of humanity (persoalan
kemanusiaan). Dengan kata lain, humanisme Ali Syari'ati merupakan humanisme
yang "lunak", yaitu humanisme yang berperadaban dari pemikiran humanisme
sebelumnya, humanisme materialistik dan sekularistik !