DETAIL DOCUMENT
Khawf dan Rajâ’ perspektif Hasan Al-Basri dan Relevansinya pada era modernisasi
Total View This Week0
Institusion
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
Author
Kholifatul, Nikmah
Subject
Akhlak 
Datestamp
2022-12-30 00:53:59 
Abstract :
Skripsi ini mengkaji tentang Khawf dan Rajâ? Perspektif Hasan Al-Basri dan Relevansinya Pada Era Modernitas. Problem akademik penelitan ini dirumuskan pada pertanyaan: 1) Bagaimana konsep dari Khawf dan Rajâ? menurut pandangan Hasan Al-Basri. 2) Bagaimana relevansi Khawf dan Rajâ? menurut Hasan Al-Basri pada era modernitas. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui konsep Khawf dan Raja? Hasan Al-Basri dan Relevansinya pada era modernitas. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kepustakaan atau Library Research. Hasil dari penelitian ini yakni pertama mengenai pengertian konsep Khawf dan Raja? menurut Hasan Al Basri. Khawf menurut Hasan Al Basri merupakan suatu sikap mental yang memiliki rasa takut kepada Allah Swt, karena kurang sempurnanya pengabdian kepadanya. Sedangkan, Raja? menurut Hasan Al Basri merupakan sebuah mental optimisme atau menggantungkan diri dalam memperoleh karunia dan nikmat Allah Swt yang telah disediakan bagi hamba-hambanya yang shaleh. Relevansi Khawf dan Raja? menurut Hasan Al Basri pada era modernisasi dengan problematika sosial yang muncul dari adanya modernisasi yakni meliputi: Kesenjangan sosial ekonomi, kriminalitas dan bidang agama ini dengan adanya Khawf ini dapat mempengaruhi sifat seseorang akan menjadikan seseorang untuk menahan hawa nafsu dan mengurangi berbagai kenikmatan duniawi. Pada akhirnya, berbagai bentuk kemaksiatan yang semula disenanginya akan berubah menjadi kebencian terhadap segala macam bentuk kemaksiatan. Dengan demikian, maka terbakarlah segala bentuk hawa nafsu dengan rasa takut (Khawf) dan menjadikan hati tunduk, khusyu?, tenteram, menjauhi dari kesombongan dan kedengkian. Pada bidang agama ini juga akan membuat makhluk sosial lebih bergiat diri dalam memperbaiki akhlak dan mendekatkan diri kepada Allah. Raja? ini sebagaibentuk dari kelapangan atau terbuka lebarnya hati dalam menantikan sesuatu yang di cintainya. Namun begitu, sesuatu yang di nanti dan di cintai itu adalah suatu keharusan, nyata adanya dan perlu adanya berbagai upaya. Dengan demikian, bahwa adanya Khawf dan Raja? ini sebagai penguat yang menguntungkan dan menyempurnakan terhaap seseorang agar selalu percaya dan selalu berupaya, serta membuahkan batasan kepada tingkah laku yang hendak di kerjakan. Hasan Al- Basri terus bergerak mengajak orang-orang untuk mengangkat posisi Khawf dan Rajâ? (harap dan takut). Beliau sering berkata ? Sesungguhnya harapan dan takut merupakan sebuah tiang pokok penyanggah bagi seorang mukmin dengan catatan bahwa takut baginya lebih kuat dari harapan, karena jika harapan lebih dominan dari takut akan mengakibatkan rusaknya hati?. 
Institution Info

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL