DETAIL DOCUMENT
ANGKATAN OEMAT ISLAM (AOI): STUDI HISTORIS GERAKAN RADIKAL DI KEBUMEN 1945-1950
Total View This Week0
Institusion
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
Author
Zuhriyah, Aminatuz
Subject
Sejarah dan Peradaban Islam 
Datestamp
2015-04-08 02:42:12 
Abstract :
Angkatan Oemat Islam (AOI) di Kebumen merupakan kekuatan yang dominan di kebumen pada masa Revolusi. Angkatan Oemat Islam adalah sebuah badan kelaskaran yang berdasar pada agama Islam. Anggotanya sebagian besar adalah para santri dengan pekerjaan utamanya petani. Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah namun memiliki loyalitas yang tinggi terhadap pemimpinannya. Kepemimpinan Angkatan Oemat Islam (AOI) bertumpu pada wibawa pribadi Kiai Haji Mahfudz Abdurrahman. Kharisma Kiai Haji Mahfudz Abdurrahman muncul antara lain karena sifat-sifat keunggulan dalam pengetahuan, ketrampilan, kreatifitas, inisiatif, dan keberaniannya. Secara ideologis, Angkatan Oemat Islam sebagai badan perjuangan agama Islam. Angkatan Oemat Islam mampu memobilisasi potensi rakyat dengan menggunakan Islam sebagai pemersatu. Unsur nasionalisme dan anti-kolonialisme juga mewarnai organisasi Angkatan Oemat Islam sebagaimana tercantum dalam azas, tujuan, serta anggaran dasarnya. Simbol-simbol begitu melekat dalam pasukan Angkatan Oemat Islam, seperti melawan pasukan kafir, perang jihad, dan perang suci. Ciri lainnya yang terdapat dalam organisasi Angkatan Oemat Islam adalah kepercayaannya akan kekebalan yang berfungsi suatu alat untuk membangkitkan semangat yang agresif. Setelah Konferensi Meja Bundar (KMB), mulai muncul ketegangan-ketegangan antara Angkatan Oemat Islam dengan pemerintah, yang pada hakikatnya ketegangan tersebut sudah muncul sejak lama dengan adanya berbagai perundingan antara pemerintah Republik Indonesia dengan pihak Belanda yang tidak dapat diterima oleh Angkatan Oemat Islam. Adanya rasionalisasi dalam tubuh militer juga menyebabkan konflik. AOI diminta untuk bergabung dengan APRIS, namun sebagian besar anggota menolaknya termasuk Kiai Mahfudz, akhirnya terjadilah perpecahan. Angkatan Oemat Islam menilai di dalam APRIS terdapat pasukan-pasukan kafir dan komunis, dan APRIS juga beranggapan bahwa telah terjadi infiltrasi DI/TII dalam Angkatan Oemat Islam. Usaha diplomasi gagal menyelesaikan pendapat antara Angkatan Oemat Islam dan pemerintah sehingga pertumpahan darah tidak bisa dihindarkan, beribu-ribu nyawa menjadi korban dalam peristiwa ini. Meninggalnya Kyai Mahfudz menyurutkan semangat dari para anggotanya. Anggota yang masih tersisa mencari perlindungan dengan memilih bergabung dengan DI/TII Jawa tengah pimpinan Amir Fatah. 
Institution Info

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL