DETAIL DOCUMENT
DIRASAH AL-HADITHAN AR-RUQYAH FI SUNAN ABI DAUD AR-RAQM 3883
Total View This Week0
Institusion
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
Author
Zulaikhum, Anikhah
Subject
Hadis 
Datestamp
2015-04-08 02:46:10 
Abstract :
Antusias masyarakat Islam dewasa ini terhadap ruqyah sebagai alternatif pengobatan merupakan hal yang patut disyukuri, walaupun mereka mempunyai motif dan tujuan yang berbeda dalam memilih ruqyah sebagai terapi pengobatan. Namun, paling tidak hal ini merupakan sinyal bahwa umat Islam sadar akan tuntutan agamanya. Ruqyah merupakan pengobatan syari yang bersumber dari al-Quran dan doa-doa yang diajarkan oleh Nabi Saw. Kebenaran terapi ruqyah sendiri telah diterapkan pada zaman Nabi Muhammad Saw. Dalam skripsi ini, penulis membahas tentang makna ruqyah yang terdapat dalam hadis Sunan Abu Daud Nomor Indeks 3883. Dalam hadis ini, Rasulullah bersabda bahwa segala yang terkait dengan ruqyah, tamimah, dan tiwalah adalah syirik. Lalu bagaimana relevansi antara ruqyah yang dilakukan oleh para sahabat terdahulu dengan hadis dalam Sunan Abu Daud ini? Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah library research (penelitian kepustakaan), dengan menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data diperoleh dengan menelusuri kitab Sunan Abu Daud, kemudian melakukan takhrij, yaitu menelusuri kitab-kitab lain yang terkait dengan hadis yang dikaji. Penelitian ini kemudian dianalisa dengan melakukan kritik terhadap sanad dan matan hadis. Langkah penelitian yang pertama adalah mengetahui kualitas sanad hadis. Dari proses penelitian, didapatkan bahwa hadis Sunan Abu Daud ini bernilai shahih karena memenuhi syarat keshahihan hadis. Dari segi matannya, hadis ini juga bisa dikatakan shahih karena tidak bertentangan dengan al-Quran dan al-Hadis. Oleh karena itu, hadis ini maqbul dan bisa dijadikan hujjah. Dalam berbagai syarah, disebutkan bahwa yang dimaksud ruqyah dalam Sunan Abu Daud ini adalah ruqyah yang dilarang, yaitu ruqyah yang tidak diketahui maknanya. Ini berbeda dengan pemahaman ruqyah yang disebutkan oleh beberapa hadis, yang bermakna ruqyah dengan menggunakan ayat al-Quran serta doa-doa yang diajarkan oleh Nabi Saw. Oleh karena itu, tidak ada pertentangan antara pemahaman yang satu dengan yang lain. Rasulullah sendiri memperbolehkan ruqyah asalkan tidak mengandung kesyirikan. Dalam mengkaji pemahaman hadis Abu Daud ini, penulis menelusuri dari asbab al-wurud dan diketahui bahwa memang pada saat itu masyarakat banyak yang melakukan praktik ruqyah secara keliru dengan menggunakan benda-benda tertentu. Mereka hanya bergantung pada benda tersebut untuk kesembuhannya. Hal ini bisa mengantarkan pada kesyirikan sehingga Rasulullah bersabda sebagaimana yang terdapat dalam Sunan Abu Daud Nomor Indeks 3883. 
Institution Info

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL