Abstract :
Pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) mempunyai adat yang bernama keceran atau disebut dengan pengesahan yang digunakan untuk pengangkatan atau wisuda dari siswa menjadi saudara. Tujuan penulis meneliti ini karena banyaknya siswa yang mengikuti pencak silat tidak mengetahui tentang adat keceran walaupun hanya secara umum saja, selain itu banyaknya berita yang tidak benar tentang adanya adat keceran tersebut. Penelitian ini mempunyai pokok pembahasan yang meliputi bagaimana adat keceran dalam pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate; dan bagaimana adat keceran dalam pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate yang ditinjau dari teori penanda petanda dan korelasi tasawuf. Metode yang peneliti gunakan adalah metode kualitatif yaitu untuk meneliti adat keceran dalam pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate dengan menggunakan teori penanada dan petanda, sebagai informan mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata pada konteks khusus yang alamiah misalnya adat, perilaku, tujuan, tanggapan, dan lain-lain. Penelitian ini menemukan bahwa di dalam adat keceran terdapat teori penanda dan petanda yang menghasilkan tanda. Seperti penanda (bunyi) yang direalisasikan dengan syarat atau tahapan di dalam adat keceran seperti kain mori, air, daun sirih, kemenyan, uang logam, ayam jago, dan tumpeng. Sedangkan petanda yang direalisasikan dengan gambaran atau konsep dari syarat atau tahapan adat keceran, dari kedua teori itu menghasilkan tanda yang direalisasikan sebagai adat keceran. Selain itu arti dari tahapan adat keceran bisa dikorelasikan dalam bentuk tasawuf.