DETAIL DOCUMENT
WAKTU-WAKTU IJABAT AL-DU`A DALAM PERSPEKTIF HADIS (Studi terhadap Kualitas Hadis)
Total View This Week0
Institusion
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
Author
Mamun, Ahmad
Subject
Tasfir Hadis 
Datestamp
2015-04-07 08:51:52 
Abstract :
Setiap orang pasti membutuhkan doa, dan setiap orang yang berdoa selalu menginginkan doanya diterima, padahal doa yang diterima itu adakalanya karena waktunya tepat yang disebut dengan waktu-waktu ijabat al-du`a yang diantaranya telah dijelaskan oleh hadis-hadis dalam al-Kutub al-Tis`ah yaitu hadis-hadis ijabat al-du`a pada waktu sujud (tiga hadis), pada waktu antara adhan dan iqamah (empat hadis), pada waktu thuluth al-layl al-akhir (sembilan hadis) dan pada waktu hari Jum`at (sembilan hadis). Untuk mengetahui kualitas sanad, matn dan kehujjahan hadis-hadis tersebut dilakukan penelitian kepustakaan dengan pendekatan kritik sanad dan matn hadis. Dari penelitian tersebut dihasilkan sebagai berikut : Pertama, semua hadis Ijabat al-Du`a pada waktu Sujud yang diriwayatkan oleh Muslim, Abu Dawud dan Ahmad Ibn Hanbal mempunyai sanad dan matn sahih sehingga semua hadis Ijabat al-Du`a pada waktu Sujud tersebut berkualitas Sahih, Maqbul, dapat dijadikan hujjah (Muhtajj bih) dan diamalkan (Ma`mul bih). Kedua, semua hadis Ijabat al-Du`a pada waktu antara Adhan dan Iqamah yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan al-Tirmidhi mempunyai sanad da`if dan matn sahih akan tetapi karena dikuatkan oleh hadis-hadis lain yang diriwayatkan oleh al-Nasai dan Ahmad Ibn Hanbal yang mempunyai sanad dan matn sahih sebagai mutabi`-nya, maka hadis tersebut naik menjadi Hasan li Ghayrihi sehingga semua hadis Ijabat al-Du`a pada waktu antara Adhan dan Iqamah tersebut berkualitas Sahih, Maqbul, dapat dijadikan hujjah (Muhtajj bih) dan diamalkan (Ma`mul bih). Ketiga, hadis Ijabat al-Du`a pada waktu Thuluth al-Layl al-Akhir yang diriwayatkan oleh al-Tirmidhi mempunyai sanad da`if dan matn sahih akan tetapi karena dikuatkan oleh hadis-hadis lain yang diriwayatkan oleh al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ibn Majah, Malik, Ahmad Ibn Hanbal dan al-Darimi yang mempunyai sanad dan matn sahih sebagai mutabi`-nya, maka hadis tersebut naik menjadi Hasan li Ghayrihi sehingga semua hadis Ijabat al-Du`a pada waktu Thuluth al-Layl al-Akhir tersebut berkualitas Sahih, Maqbul, dapat dijadikan hujjah (Muhtajj bih) dan diamalkan (Ma`mul bih). Keempat, semua hadis Ijabat al-Du`a pada waktu hari Jumat yang diriwayatkan oleh al-Tirmidhi, Ibn Majah dan al-Darimi mempunyai sanad da`if dan matn sahih akan tetapi karena dikuatkan oleh hadis-hadis lain yang diriwayatkan oleh al-Bukhari, Muslim, al-Nasai, Malik dan Ahmad Ibn Hanbal yang mempunyai sanad dan matn sahih sebagai mutabi` atau shahid-nya, maka hadis-hadis tersebut naik menjadi Hasan li Ghayrihi sehingga semua hadis Ijabat al-Du`a pada waktu hari Jumat tersebut berkualitas Sahih, Maqbul, dapat dijadikan hujjah (Muhtajj bih) dan diamalkan (Ma`mul bih) 
Institution Info

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL