DETAIL DOCUMENT
Potret kemiskinan kota: strategi bertahan hidup warga miskin di makam Rangkah kelurahan Tambakrejo kecamatan Simokerto-Surabaya
Total View This Week0
Institusion
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
Author
Maghfiro, Rohimatul
Subject
Dakwah, Strategi 
Datestamp
2019-04-08 08:15:05 
Abstract :
Kehidupan masyarakat urban di kota Surabaya memang benar-benar harus berjuang ekstra demi mempertahankan kehidupan di tengah-tengah ketatnya persaingan. Seperti halnya masyarakat urban yang harus terpaksa tinggal di atas area pemakaman Kapas krampung ini. Lebih dari 500 orang tinggal di area ini. Peneliti hanya mengambil satu rumusan yang hendak dikaji dalam skripsi ini yakni strategi apa yang dilakukan warga yang tinggal di atas pemakaman Kapas Krampung atau makam Rangkah untuk bertahan hidup di tengah kota Surabaya? Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena masalah yang akan diungkap harus melalui wawancara secara mendalam, selain itu latar belakang pendidikan dan pekerjaan subyek informan tidak memungkinkan untuk menggunakan angket. Sehingga harus digunakan metode observasi yang bertujuan untuk mengetahui sisi keadaan perekonomian yang ada di kota surabaya, wawancara mendalam dan dokumentasi. Peneliti melihat mengapa warga masih tetap bisa bertahan di kota Surabaya ini dengan keadaan yang sangat memprihatinkan dan sebenarnya seperti apa stategi mereka dalam mempertahankan kehidupan serta hubungan antara warga yang tinggal di area makam dengan masyarakat sekitar dan pemerintah setempat. Semua masalah yang akan diangkat nantinya akan disajikan secara deskriptif dan di konfirmasikan dengan teori fungsionalisme struktural dan interaksionisme simbolik. Dari penelitian diatas, peneliti menemukan banyak sekali fakta yang belum diketahui sebelumnya yakni bahwa: (1) mereka tetap bertahan di Surabaya karena di tempat asal mereka tidak ada pekerjaan yang menjanjikan kecuali menjadi buruh tani, sedangkan di Surabaya pekerjaan sangan kompleks. (2) masyarakat urban yang tinggal di area makam ini telah menjadi menjadi masyarakat Surabaya yang sah keberadaannya karena telah mempunyai identitas berupa KTP sehingga bantuan dari pemerintah selalu mereka dapatkan. (3) untuk mempertahankan kelangsungan hidup, strategi yang mereka lakukan adalah dengan dua pendekatan yakni dengan menekan seminimal mungkin pengeluaran kebutuhan hidup atau dengan pendekatan yang kedua yakni dengan menambah penghasilan dari yang diperoleh biasanya. (4) masyarakat sekitar, peziarah serta pengelola makam tidak nyaman dengan keberadaan mereka karena dianggap tidak dapat menjaga kebersihan makam sehingga menjadikan makam kotor dan kumuh. 
Institution Info

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL