Abstract :
Luka bakar merupakan masalah kesehatan yang sangat serius dan sering dihadapi
para dokter. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa madu topikal efektif
dalam penyembuhan luka bakar. Namun hidrogel sebagai obat standard luka bakar
memberikan efek penyembuhan yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
tingkat kesembuhan luka bakar derajat II antara yang diolesi madu dan hidrogel pada
tikus putih (Rattus norvegicus).
Penelitian eksperimental ini menggunakan post test only controlled group design
terhadap 10 ekor tikus putih yang diberi masing-masing 3 perlakuan selama 14 hari.
Perlakuan terdiri atas kelompok kontrol, kelompok madu nektar kopi dan kelompok
hidrogel. Pada tikus putih dilakukan pengukuran gambaran klinis dan sampel kulit
diambil untuk pemeriksaan histopatologi setelah 14 hari pengobatan.
Hasil penelitian menunjukkan pada pengamatan histopatologi didapatkan nilai yang
tidak bermakna dengan p>0,05 (0,823) antara madu dan hidrogel. Pada gambaran
klinis didapatkan nilai bermakna dengan p<0,05 (0,001) antara madu dan hidrogel.
Pemberian hidrogel dapat mengurangi diameter luka bakar secara signifikan pada hari
ke–14 dibandingkan madu topikal.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara kelompok perlakuan madu dan hidrogel pada pengamatan histopatologi kulit
tikus, (2) tingkat kesembuhan luka bakar derajat II dengan pemberian madu lebih
rendah dibandingkan hidrogel pada gambaran klinis kulit tikus.
Kata kunci : hidrogel, histopatologi kulit, luka bakar derajat II, madu nektar kopi