Abstract :
Gentamisin secara klinis digunakan untuk melawan infeksi bakteri, namun obat
ini bersifat hepatotoksik. Hepatotoksisitas ini disebabkan oleh stress oksidatif
yang dihasilkan dari metabolisme gentamisin. Jintan hitam merupakan tanaman
obat tradisional yang secara empiris sering digunakan untuk mengobati penyakit.
Jintan hitam bersifat antioksidan dan dapat menekan stress oksidatif yang dipicu
gentamisin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak jintan
hitam terhadap gambaran histopatologi hepar tikus putih yang diinduksi
gentamisin.
Penelitian ini merupakan uji preklinik dengan rancangan acak terkontrol.
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan di Fakultas Kedokteran Unila. Subjek
penelitian menggunakan 30 ekor tikus jantan yang dibagi menjadi 5 kelompok
yaitu: kelompok I (akuades 0,4ml), kelompok II (gentamisin 0,4ml/kgBB/hari),
kelompok III (jintan hitam 500mg/kgBB dan gentamisin 0,4ml/kgBB/hari),
kelompok IV (jintan hitam 1000mg/kgBB dan gentamisin 0,4ml/kgBB/hari),
kelompok V (jintan hitam 1 500mg/kgBB dan gentamisin 0,4ml/kgBB/hari).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dari pemberian
perlakuan terhadap gambaran histopatologi hepar tikus. Kelompok yang diberikan
jintan hitam (III dan IV) memperlihatkan gambaran histopatologi yang lebih baik
dibandingkan kelompok patologis (II). Hal ini dikarenakan sifat antioksidan yang
dimiliki oleh jintan hitam, sehingga kerusakan akibat stress oksidatif yang dipicu
oleh gentamisin dapat ditekan. Gambaran histopatologi pada kelompok V tidak
memperlihatkan perbedaan berarti dibandingkan kelompok II. Dari hasil
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak jintan hitam dengan dosis 500-
1000mg/kgBB bersifat hepatoprotektor.
Kata kunci : gentamisin, histopatologi hepar, jintan hitam, Nigella sativa L.