DETAIL DOCUMENT
PROSES PERENCANAAN CITY BRANDING (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Proses Perencanaan City Branding Kota Malang “Beautiful Malang” Tahun 2015)
Total View This Week0
Institusion
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Author
ANORAGA, GANESHA ADI
Subject
Advertising 
Datestamp
2016-08-19 12:29:04 
Abstract :
City branding merupakan salah satu bagian dari perkembangan brand. City branding mempunyai sedikit perbedaan dengan branding perusahaan dari segi praktek. City branding yang sukses bergantung pada perencanaan yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat proses perencanaan city branding ?Beautiful Malang? di Kota Malang. Konsep yang digunakan adalah konsep dari teori mengenai proses perencanaan city branding Yananda dan Salamah serta Kavaratzis. Konsep tersebut adalah kepemimpinan, fungsi dan spesialisasi, identitas komunikasi dan citra kota, iklim kerja, indikator umum kota, keberhasilan sementara, komunikasi, organisasi, SDM, pembiayaan, visi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian diadakan di Kota Malang dengan subjek penelitian yaitu Humas Pemerintah Kota Malang, Bapeda Pemerintah Kota Malang, Dispar Pemerintah Kota Malang, Bankesbang Pemerintah Kota Malang, dan BPKAD pemerintah Kota Malang. Teknik pengumpulan data yaitu dengan wawancara serta pengumpulan data sekunder. Teknik analisa yang dipakai adalah klasifikasi data primer dan sekunder serta triangulasi data antar satu narasumber dengan narasumber lainnya. Hasil penelitian menemukan bahwa proses perencanaan program Beautiful Malang dimulai dari pengkajian city branding yang sebelumnya gagal dan pengkajian elemen-elemen Kota Malang. Setelah pengkajian selesai proses yang terakhir adalah pencetusan city branding yaitu Beautiful Malang. Proses perencanaan Beautiful Malang ini kemudian dikaji melalui teori proses perencanaan city branding dari Kavaratzis. Melalui kajian tersebut didapatkan permasalahan yaitu belum adanya koordinasi dan komunikasi diantara badanbadan pemerintahan. Hal ini terjadi karena Dinas Pariwisata hanya memahami sebagian dari esensi city branding. Kesimpulannya, meskipun proses perencanaan Beautiful Malang ini dapat dikaji melalui proses perencanaan city branding dalam teori dari Kavaratzis, namun banyak faktor yang masih dilewatkan sehingga menimbulkan beberapa permasalahan seperti di atas. Hal ini menyebabkan Beautiful Malang kurang cocok disebut sebagai city branding. Solusi yang ditawarkan adalah rebranding dengan kajian yang benar atau mempertahankan Beautiful Malang namun hanya sebagai tagline dalam mengkomersilkan Kota Malang. 

Institution Info

Universitas Atma Jaya Yogyakarta