Abstract :
Bulutangkis adalah salah satu cabang olahraga di Indonesia yang banyak
mengukir prestasi di tingkat Internasional. Kurangnya apresiasi masyarakat
terhadap para atlet bulutangkis Indonesia yang berprestasi dan adanya kebutuhan
akan sarana bagi masyarakat untuk mengenal serta mengenang sejarah
bulutangkis Indonesia menjadikan keberadaan museum bulutangkis dibutuhkan
untuk masyarakat. Kudus sebagai salah satu kota penghasil atlet bulutangkis
berprestasi terbanyak di Indonesia, Kudus juga memiliki GOR Bulutangkis
terbesar di Indonesia, selain itu Kudus masih memerlukan pengembangan dalam
bidang pariwisata, sehingga Kudus layak untuk didirikannya sebuah museum
bulutangkis.
Desain museum yang ada di Indonesia masih kurang menonjol dan minat
masyarakat masih rendah untuk mengunjungi museum, sehingga bangunan
museum harus memiliki karakter atraktif yang dapat menarik pengunjung untuk
datang dan mudah di definisikan sehingga Museum bulutangkis sebagai sarana
wisata edukasi tidak hanya memfasilitasi kegiatan tapi juga memiliki makna
konotasi. Karakter atraktif di wujudkan di tata ruang dalam serta tampilan
bangunan museum. Wujud dari museum bulutangkis pada tata ruang dalam adalah
makna tanda shuttlecock dalam ikon dan/atau indeks semiotika menurut Peirce,
sedangkan pada tampilan bangunan mengambil makna tanda smash permainan
bulutangkis dalam simbol semiotika menurut Peirce. Wujud tampilan bangunan
museum bulutangkis juga dipengaruhi oleh unsur-unsur penting dari tampilan
bangunan dengan fungsi serupa sebagai acuan dalam penerapan tampilan bangunan.