DETAIL DOCUMENT
PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH BUBUR KERTAS DAN FLY ASH TERHADAP KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR PADA BATAKO PAPERCRETE
Total View This Week0
Institusion
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Author
PAIDING, SONDANG DWIPUTRA
Subject
Hidro 
Datestamp
2013-05-03 13:44:43 
Abstract :
Batako merupakan bahan bangunan yang berupa bata cetak yang terbuat dari pasir, semen portland dan air yang ukurannya hampir sama dengan batu bata. Ditinjau dari karakteristiknya, batako tergolong cukup berat sehingga untuk proses pemasangan sebagai konstruksi dinding memerlukan tenaga yang cukup kuat dan waktu yang lama. Inovasi perbaikan yang dilakukan yaitu pembuatan bata beton ringan dengan cara mensubsitusi atau mencampur material beton dengan bahan yang ringan. Dalam penelitian ini, penulis mencoba melakukan pembuatan batako dengan memanfaatkan bahan-bahan bekas yang dapat didaur ulang seperti kertas bekas dan limbah hasil pembakaran PLTU yaitu fly ash. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental. Pada penelitian ini digunakan limbah bubur kertas koran sebanyak 10%, 20%, 30%, 40%, 50% dari volume pasir dan digunakan pula fly ash sebanyak 10% dari berat semen dengan perbandingan campuran 1 PC : 7 PS dengan f.a.s 0,6, pemeriksaan benda uji dilakukan pada umur 28 dan 56 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa batako papercrete dengan bahan tambah fly ash 10% masuk ke dalam kategori batako ringan karena memiliki berat volume diantara 1000-2000 kg/m3 atau 1-2 gr/cm3 dan kuat tekan tertinggi terdapat pada variasi 50% dengan umur 56 hari yaitu sebesar 47,0474 Kgf/cm2 lebih tinggi dari batako normal yang hanya memiliki kuat tekan sebesar 34,0582 Kgf/cm2. Batako papercrete ini tergolong ke dalam batako dengan mutu A2 memenuhi syarat PUBI 1982, kuat desak minimum untuk batako yang tidak memikul beban, dinding penyekat serta konstruksi lainnya yang selalu terlindung dari cuaca luar, hanya permukaan dinding/konstruksi dari batako tersebut boleh di plester. Hasil penyerapan air tertinggi pada batako papercrete dengan pozzolan fly ash 10% sebesar 22% lebih tinggi dari batako normal, namun serapan air yang terjadi masih memenuhi standar yang ditetapkan oleh PUBI 1982.  
Institution Info

Universitas Atma Jaya Yogyakarta