DETAIL DOCUMENT
PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN FUNGSI PENDENGARAN PADA PEKERJA PABRIK BAJA YOGYAKARTA
Total View This Week0
Institusion
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Author
Tarigan, Nina Irene
Subject
Tekno Lingkungan 
Datestamp
2016-05-18 11:03:11 
Abstract :
Kebisingan merupakan faktor utama penyebab penurunan fungsi pendengaran pada tenaga keija, terutama yang bekerja di kawasan industri atau pabrik yang menggunakan mesin-mesin yang rnenimbulkan bunyi lebih bising lebih dari 85 dB. P.T Purosani Prima merupakan salah satu pabrik baja yang ada di Yogyakarta yang rnemproduksi produk yang terbuat dari bahan baja seperti tangki untuk minyak, pintu irigasi dan lain-lain, sehingga dalam proses pernbuatannya membutuhkan mesin­ rnesin yang menimbulkan bunyi yang cukup bising. Pene1itian ini bertujuan untuk rnempelajari dan mengetahui masalah pencernaran suara khususnya yang ditirnbulkan pada bagian ruang produksi di pabrik baja (P.T Purosani Prima) terhadap penurw1an fungsi pendengaran dari karyawan. Penelitian ini dimulai dengan penyebaran angket untuk mendapatkan data responden yang dibutuhkan. Pengukuran kebisingan dengan mengw1akan Sound Level Meter (SLM) dan pengukuran fungsi pendengaran dengan audiometric. Pengukuran dilakukan pada lokasi pabrik dengan membagi menjadi 2 bagian yaitu lokasi kantor dan lokasi produksi. Tiap-tiap lokasi dibagi lagi menjadi beberapa titik dan tiap titik dilakukan pengukuran dengan 3 kali ulangan. Hasil yang didapat dari pemeriksaan dengan audiometric dihitung dengan metode Chi-Kuadrat (klasifikasi 2 arah). Hasil yang didapat dari penelitian ini dengan mengunakan Sound Level Meter adalah lokasi yang paling tinggi tingkat kebisingannya adalah lokasi II dibagian produksi, berkisar antara 77,3 dB sarnpai 110,6 dB kemudian lokasi I dibagian kantor antara 64,5 dB sampai 71,1 dB sedangkan lokasi III merupakan lokasi yang paling rendah intensitas kebisingannya yaitu berkisar antara 49,8 dB sampai 50,2 dB yang juga digunakan sebagai tempat pengukuran menggw1akan audiometric. Hasil yang didapat dari pemeriksaan dengan audiometer diketahui bahwa ada penurunan fungsi pendengaran pada tenaga kerja terutarna dilokasi ruang produksi yaitu: telinga kanan ada 20 pekeija tidak normal sedangkan pada ruang kantor 5 pekerja yang telinga kanannya tidak nonnal. Pendengaran yang nonnal untuk telinga kanan hanya 2 pekerja dibagian kantor sedangkan dibagian produksi tidak ada yang normal. Penurunan fungsi pendengaran untuk telinga kiri yaitu 5 pekerja dibagian kantor, 28 pekerja dibagian produksi sedangkan pekerja yang normal telinga kirinya di bagian produksi ataupun bagian kantor masing-masing 2 pekerja.  
Institution Info

Universitas Atma Jaya Yogyakarta