Abstract :
Desa Babalan, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah
merupakan daerah yang mengalami krisis air dimusim kemarau maupun musim
hujan karena air sumur menjadi asin atau payau oleh intrusi air laut. Warga harus
membeli air bersih dengan biaya cukup besar. Dari permasalahan tersebut
dilakukan perancangan sistem penampungan air hujan yang dapat membantu
memenuhi kebutuhan air bersih penduduk Babalan dengan biaya yang lebih
murah. Data primer terdiri dari luas atap dan jarak antar 40 rumah diukur
langsung di lapangan dan data sekunder berupa data jumlah penduduk dari
kelurahan Babalan sedangkan data hujan stasiun Pati diperoleh dari Departemen
Pekerjaan Umum
Pemilihan bak dilakukan dengan jangka waktu 10 tahun kedepan berdasar
biaya penggunaan bak tampungan air hujan komunal dengan biaya pembelian air
bersih dari PDAM. Perhitungan dilakukan dengan membagi 40 rumah dalam 10
kelompok dengan bak komunal tiap kelompoknya.
Dari pengolahan data hujan dengan analisis distribusi peluang, berdasar
parameter statistik yang sesuai digunakan Log Pearson tipe III, diperoleh curah
hujan max periode ulang 1,1 tahun sebesar 144,9 mm/bulan. Untuk kebutuhan 30
lt/orang/hari selama satu tahun diperlukan luas atap 51,6 m2/orang. Hasil hitungan
biaya bak komunal untuk air hujan menunjukkan bahwa pembuatan bak air hujan
komunal pada 36 rumah lebih murah daripada bak individu sedangkan pada empat
rumah sisanya sebaliknya. Pada perbandingan biaya pembuatan bak komunal dari
fero semen, bak komunal air hujan lebih mahal karena menampung kebutuhan air
30 lt/orang/hari dari pada pembelian air bersih dari PDAM yang saat ini hanya
mennyediakan 6,09 lt/orang/hari. Untuk itu sebaiknya air dari PDAM digunakan
sebagai air minum dan air dari bak penampungan digunakan untuk memenuhi
kebutuhan warga selain air minum.