Abstract :
Pemilu merupakan hajatan besar Indonesia untuk menentukan Presiden yang akan
memimpin selama lima tahun ke depan. Tahun 2014, dua calon presiden, Joko Widodo
dan Prabowo bertarung untuk berebut tahta orang nomor satu di Indonesia. Joko Widodo,
mantan Walikota Solo yang hijrah ke Jakarta sebagai Gubernur berhadapan dengan
Prabowo, mantan Kopasus. KPU mengeluarkan surat edaran Nomor :
457/Kpts/KPU/tahun 2014 yang salah satunya berisikan jadwal kampanye Pilpres 2014
pada tanggal 4 Juni-5 Juli 2014.(kpu.go.id,2014). Media massa menjadikan Jokowi dan
Prabowo sebagai berita selama periode kampanye. Tribunnews.com pada tanggal 6 Juli
2014 memberitakan, Prabowo mendominasi 47% berita kampanye tv terhadap Jokowi,
dengan presentase 39,2% (tribunnews.com,2014). Data tersebut diperoleh dari Komisi
Penyiaran Indonesia Daerah Jakarta selama masa kampanye Pilpres 2014
(tribunnews.com,2014). Dua media massa nasional Kompas.com dan
Republika.online.co.id turut menjadikan Prabowo dan Jokowi sebagai berita pada masa
kampanye. Tidak hanya media nasional saja yang memunculkan Jokowi dan Prabowo,
media lokal seperti majalah Kabare juga menampilkan mereka. Peneliti tertarik untuk
mengetahui cara Kabare menuliskan sosok kedua kandidat tersebut.
Analisis framing akan menjadi metode penelitian, mengingat media memiliki
kemampuan dalam mengemas realita, mengatur sudut pandang, dan merubah agenda
publik. Setiap peristiwa atau tokoh yang ditulis akan dibentuk, dimaknai, dan dikelola
sesuai dengan pandangan media. Peneliti melihat dan menganalisa citra Prabowo dan
Jokowi dikontruksi oleh Kabare. Sebagai media lokal, Kabare yang mengusung tema
budaya memiliki sudut pandang yang berbeda dengan media lain. Citra yang ditampilkan
belum tentu sama atau mungkin berbeda sama sekali dengan media lain.
Hasil penelitian ini menunjukkan Kabare secara umum telah menampilkan sosok
Joko Widodo dan Prabowo sebagai figur pemimpin bangsa. Prabowo dengan jiwa
kepemimpinannya yang begitu dominan ditulis. Visi misi Prabowo dalam memajukan
bangsa Indonesia menjadi informasi tambahan dalam penulisan. Joko Widodo
ditampakkan sebagai tumpuan dan harapan masyarakat Indonesia sebagai pemimpin yang
akan membawa perubahan yang lebih baik. Tidak ada unsur keberpihakan akan salah satu
tokoh, justru sisi positif yang ditonjolkan oleh Kabare. Frame yang dibangun Kabare
akan kedua tokoh tersebut adalah membangun citra yang positif. Setiap tokoh
ditampilkan dengan kualitas yang berbeda-beda namun tetap dalam koridor sosok calon
pemimpin bangsa.