Abstract :
Perempuan di Indonesia dipersepsi sebagaimana budaya patriarki melabelkannya,
yakni sebagai pemuas hasrat laki-laki. Seperti itulah wajah perempuan dalam
media massa di Indonesia. Wanita adalah penggerak roda kapitalisme media
massa. Ia dianggap obyek dari sebuah mesin operasional media massa, cenderung
menjadi obyek fetish, obyek peneguhan pola kerja patriarki, obyek seksis, obyek
pelecehan dan kekerasan. Dengan kekuatan pengaruhnya, media massa di
Indonesia membentuk dan menampilkan realitas tersendiri tentang wanita. Sebuah
realitas yang sayangnya tanpa disertai sensitivitas gender dalam berbagai gaya
penyajian.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian analisis isi
kuantitatif dengan teori media dan perempuan untuk mengetahui konsep
perempuan yang disajikan oleh Tabloid Nova. Terdapat 34 artikel berita terkait
yang menjadi populasi dalam penelitian ini, dengan periode terbit Januari hingga
Desember 2014. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan
melakukan seleksi terhadap artikel berita dalam rubrik Peristiwa di Tabloid Nova
yang terkait dengan isu tentang perempuan. Peneliti bersama dengan dua coder
mengisi lembar coding yang sudah berisi kategori-kategori yang akan dikoding.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada 10 artikel dalam berita kekerasan
seksual, perempuan sebagai korban diibaratkan seperti benda dengan
menggunakan kosakata untuk menggambarkan peristiwa seperti dipakai dan
menggilir. Perempuan digambarkan sebagai obyek seksis di mana masyarakat
hanya melihat penampilan fisik tanpa melihat kemampuan dalam dirinya. Pada 3
artikel yang menempatkan perempuan sebagai pelaku tindak kejahatan,
perempuan digambarkan sebagai sosok yang putus asa, tak berharga, dan tak
berdaya sehingga tanpa berpikir panjang mau melakukan tindak kejahatan. Pada
kasus kekerasan dalam rumah tangga, sebanyak 3 artikel menggambarkan
perempuan adalah sosok yang mudah disalahkan pada segala aspek permasalahan
rumah tangga.Pada 6 artikel mengenai Tenaga Kerja Wanita dan Asisten Rumah
Tangga, perempuan digambarkan sebagai sosok yang tertindas dan teraniaya.
Perempuan yang digambarkan pada 34 artikel yang telah diteliti adalah sosok
yang harus dikasihani.